
Pantau.com - Sebuah studi di India mengungkapkan unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 harus dijauhkan dari AC. Hal itu bertujuan untuk membatasi risiko infeksi terhadap dokter.
"Resirkulasi udara oleh sistem AC yang terpusat inilah yang menyebabkan infeksi signifikan terhadap kalangan medis kami dan juga menyebabkan kematian dokter dan perawat," menurut studi Institut Sains India di Bengaluru, yang dianggap sebagai salah satu universitas sains terbaik di negara tersebut.
Baca juga: Kepala Angkatan Laut Positif COVID-19 Tanpa Tunjukkan Gejala
Menurut studi tersebut, ruangan ICU tanpa AC bisa diganti dengan kipas yang memberikan udara untuk masuk. Selain itu dilengkapi juga dengan kipas penyedot untuk menarik udara yang terinfeksi keluar. ICU juga harus dipasang dengan filter udara berbahan dasar sabun atau air yang sangat panas sebelum dilepaskan ke luar ruangan.
"Pasien (COVID-19) di ICU merupakan sumber aktif virus, dan mereka secara konsisten mengeluarkan partikel," kata A.G. Ramakrishnan, penulis utama studi tersebut, kepada Reuters. "Sehingga, kalau kita tidak menyaring udara, hal itu memperburuk keadaan."
Di ICU sendiri penggunaan AC sangat diperlukan, namun sistem AC dari ruang ICU COVID-19 dapat diputus dari ICU yang lain. Selain itu, kipas penyedot harus dipasang untuk menarik udara yang terinfeksi dan kemudian disaring, demikian menurut studi tersebut.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan, mengurangi resirkulasi udara dan meningkatkan penggunaan udara luar ruangan, mampu meminimalisasi risiko penyebaran virus korona di ruangan tertutup.
Baca juga: CDC China Ungkap Kemasan Makanan Beku Dapat Tularkan COVID-19
Studi terdahulu juga menyarankan, bagi negara-negara dengan iklim panas agar berhati-hati dalam menjaga ruangan tertutup suapaya tidak kering akibat pendingan AC yang berlebihan. Studi itu mencatat bahwa menjaga tingkat kelembaban dalam ruangan antara 40-60 persen dapat membantu membatasi penularan virus.
Petugas medis garda depan di seluruh dunia memikul beban terberat krisis virus korona. Lebih dari 500 dokter meninggal akibat COVID-19 di India, negara terparah kedua di dunia, saat infeksi mendekati angka delapan juta.
- Penulis :
- Noor Pratiwi