
Pantau - Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang digelar oleh Balitbang Diklat Kemenag, jadi sorotan karena kehadiran 'Raja Dangdut' Rhoma Irama.
Pagelaran yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, pada Jumat (5/1/2023) ini, juga turut menghadirkan sejumlah bakat muda di bidang musik.
Kabalitbang Diklat Kemenag, Suyitno menyampaikan, pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0.
“Lebih dari itu, musik dianggap sebagai instrumen yang lebih efektif. Musik, dengan sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa,” ujar Suyitno.
Sementara itu, menurutnya, Rhoma Irama juga telah lama menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa.
Sejak 13 Oktober 1973, ia mendeklarasikan Soneta sebagai 'the voice of muslim', dan hingga kini, ia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.
"Keberhasilannya diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia," tegasnya.
Rhoma juga berbagi testimoni inspiratif seorang dosen di Surabaya, yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang.
Berkat moderasi beragama, ia melihat adanya local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Muhammad Rodhi