
Pantau - Seorang siswi SMP berinisial AA (13) tewas dibunuh dan diperkosa kekasihnya IS (16) dan tiga rekannya. Polisi ungkap hasil pemeriksaan psikologis pelaku utama tidak sehat.
Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis pelaku utama IS ditemui pertumbuhan jiwanya tak selayaknya anak usianya.
"Hasil sementara pemeriksaan dari psikolog, ditemukan bahwa IS pertumbuhan jiwanya tak seperti anak seusia dia. Dia tidak dapat bergaul dengan anak sepantarannya," kata Harryo, Sabtu (7/9/2024).
Harryo mengungkapkan IS yang berumur 16 memilih untuk berteman dengan anak-anak yang usianya dibawah dirinya agar dapat dikendalikan.
"Jadi IS ini lebih memilih berteman dengan anak yang usianya di bawah dia agar dapat dikendalikan. Itulah mengapa, dia dapat mengajak pelaku lainnya (MZ, NS, dan AS) melakukan aksi keji tersebut," ungkap Harryo.
Baca: Pembunuhan-Perkosaan Siswi SMP di Palembang gegara Nafsu Usai Nonton Porno
Harryo menuturkan pelaku merencanakan dan melakukan aksi tersebut dengan sadar dan ia tidak merasa bersalah telah melakukan aksinya.
"Semua yang dilakukan tersangka dalam keadaan sadar. Namun secara kejiwaan, karena pertumbuhan jiwanya tidak sehat, dia tidak merasa bersalah," tutur Harryo.
Sementara itu, Kasi Rehabilitasi Darwin Mokodongan menyebutkan tiga pelaku yakni MZ (13), NS (12), dan AS (12) telah tiba di Panti Sosial Rehabilitasi Anak Berhadapan dengan Hukum (PSRABH) di Ogan Ilir untuk dibina mental dan spritual.
"Ya kemarin Jumat (6/9) malam kita terima tiga orang tersangka serahan dari Polrestabes Palembang, ketiganya ini akan kita lakukan assessment terlebih dahulu. Selanjutnya bisa ditentukan treatment apa yang tepat untuk mereka," ujar Darwin.
Darwin menjelaskan ketiganya menjalankan aktivitas sesuai dengan peraturan yang berlaku mulai dari salat lima waktu, mengaji serta kegiatan spiritual lainnya. Selain itu, ketianya juga mendapatkan hak seperti makan, minum, kebutuhan mandi cuci dan lain-lain.
"Di sini seperti di pesantrenkan selama berada di sini. Kalau pesantren itu 90 persen kegiatan keagamaan, di sini kegiatan anak-anak juga demikian. Namun ditambah dengan kegiatan bimbingan sosial," jelas Darwin.
Baca Juga: Kekasih jadi Otak Pembunuhan, Siswi SMP di Palembang Diperkosa Sebelum Tewas
Darwin mengatakan setiap anak memerlukan assessment selama kurang lebih tiga hari yang selanjutnya akan dilakukan pembinaa fisik, mental, sodial dan spiritual.
"Kita di sini menggunakan terapi komunitas, maka di dalamnya ada bimbingan fisik, mental, sosial dan spritual," ucap Darwin.
Sebelumnya, jasad korban ditemukan pada Minggu (1/9) di Kuburan Cina, Sukarami, Pelambang, Sumatera Selatan. Polisi kemudian mengamankan empat pelaku yang salah satunya kekasih korban pada Selasa (3/9). Keempat pelaku merupakan pelajar SMP dan SMA di Palembang yaitu IS (16) dan tiga rekannya MZ (13), AS (12) dan NS (12).
- Penulis :
- Fithrotul Uyun