Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Polisi Dalami Dugaan TPPO terkait Kasus Pencabulan di Panti Asuhan Tangerang

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Polisi Dalami Dugaan TPPO terkait Kasus Pencabulan di Panti Asuhan Tangerang
Foto: Konferensi pers kasus pencabulan di panti asuhan, Tangerang, Banten. Sumber: ANTARA/Irfan

Pantau - Aparat kepolisian masih mendalami adanya dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam kasus pencabulan di panti asuhan Yayasan Darussalam An'Nur, Kunciran Indah, Kota Tangerang, Banten.  

Tak hanya itu kepolisian juga mendalami dugaan adanya pidana lain di kasus ini. Untuk mendalami dugaan TPPO, polisi akan berkoordinasi dengan Kementerian PPPA. Kementerian Sosial (Kemensos), KPAI, dan Pemkot Tangerang.

"Juga mendalami apakah ada tindak pidana lainnya yang dimungkinkan dalam peristiwa ini. Kemudian tentunya dugaan tindak pidana perdagangan orang, berkooordinasi untuk mendampingi korban," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, saat konferensi pers, Selasa (8/10/2024).

Dalam kasus pencabulan ini, polisi mengungkap bahwa para pelaku ini memiliki orientasi seksual menyimpang sesama jenis. Ternyata, salah satu pelaku yakni Yusuf merupakan korban pencabulan Sudirman selaku ketua yayasan saat dirinya masih kecil dan diasuh Sudirman di panti tersebut.

"Motif pelaku ini melakukan penyimpangan atau melakukan perbuatan tersebut karena memang ada orientasi penyimpangan seksual sesama jenis. (Yusuf) pernah menjadi korban (pencabulan) ketua yayasan," katanya.

Baca juga: Korban Pencabulan di Panti Asuhan Tangerang Ada 7 Orang, Semuanya Laki-laki

Kini, Yusuf menjadi pengasuh yayasan dan tak ternyata juga sebagai pelaku pencabulan kepada para anak asuhnya. Pada kasus ini sudah ada 3 orang yang ditetapkan sebagai tersangka yakni Sudirman, Yusuf, dan Yandi Supriyadi yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Dari 3 orang yang kita panggil, 2 orang yang datang yaitu Saudara Sudirman dan Yusuf Bahtiar. Sehingga setelah kita lakukan pemeriksaan kita lakukan penangkapan dan penahanan terhadap Saudara Sudirman dan Saudara Yusuf Bahtiar," jelasnya.

Aksi keji di panti asuhan tersebut tidak hanya itu, ada juga Sudirman memanipulasi data anak-anak asuhnya untuka menggalang dana dari donatur. Sudirman cs menggalang dana dan menutupi identitas asli anak yang memiliki orang tua dengan dalih buat kegaiatan operasional serta menghidupi para anak yatim.

"Adanya penutupan informasi, dikatakan bahwa anak ini yatim piatu. Untuk mendapat uang dari para donatur sehingga merasa kasihan terhadap anak-anak mau membantu dalam menghidupi atau membiayai opersional kegiatan yayasan," kata Zain.

Di sisi lain, dengan adanya kasus ini Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan pentingnya melibatkan masyarakat sekitar dalam pendirian Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), termasuk panti asuhan. Ke depannya syarat persetujuan warga sekitar wajib dipenuhi.

Baca juga: 10 Kali Cabuli Bocah 11 Tahuh, 2 Kakek di Bandung Barat Ditangkap Polsi

"Ke depan, saya akan memberikan persyaratan mendirikan panti asuhan salah satunya harus dengan persetujuan warga sekitar," kata Gus Ipul.

Adapun kasus pencabulan ini terbongkar setelah salah satu anak melapor kepada orang tua asuhnya, Dean Herdesviana. Korban lewat direct message (DM) Instagram melapor telah dicabuli oleh Sudirman (49) dan Yusuf (30).

"Laporan yang mengatakan 'Bunda kami dilecehkan hampir semua santri-santri di panti asuhan ini dilecehkan oleh saudara Sudirman," kata Dean saat audiensi dengan Mensos Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, di Kemensos, Senin (7/10).

Mendapati kabar tersebut, Dean nyaris tidak percaya karena Sudirman penampilannya terlihat rapi, manis, agamis, dan sering berzikir. Lalu, Dean akhirnya mencari informasi lebih banyak hingga melakukan pendekatan persuasif kepada pada korban dan akhirnya terbongkar aksi bejat tersebut dan langsung melaporkannya ke pihak kepolisian.

Lebih lanjut, Dean juga mengungkap bahwa pencabulan itu dilakukan berkali-kali hampir setiap malam secara bergantian. Aksi bejat ini dilakukan dengan dalih minta tolong mengantar makanan.

"''Nak, kamu antar makanannya ke atas untuk Ayah'. Ketika si anak ini ngantar makanan ke atas, ternyata di kamar sudah ada nunggu predator satunya lagi. Jadi dipakai untuk dua orang saya nggak tahu apa namanya ini sakit jiwa," katanya.

Baca juga: Siswi SMP di Riau Dicabuli-Diperkosa 6 Temannya, 5 Orang jadi Tersangka

Bahkan bukan hanya anak-anak asuh yang menjadi korban, tetapi pengasuh ikut mengorbankan dirinya karena tidak mau adik-adik asuhnya dicabuli pelaku.

"Nggak tahu Bun, aku merem, aku nggak mampu melihatnya Bun, aku nggak tahu aku diapain yang penting nggak papa deh Sudirman ini, nggak apa-apa ngapa-ngapain aku nggak apa-apa, yang penting adik-adik aku selamat'. Dia pikir begitu makanya selama ini dia diam," keta Dean menceritakan salah satu korban.

Diketahui, aparat kepolisian menangani kasus dugaan pencabulan di Panti Asuhan, Kota Tangerang. Aksi bejat ini dilakukan oleh pemilik dan pengurus dengan jumlah korban total tujuh orang yang semuanya adalah laki-laki.

"Sampai saat ini laporan dari penyidik ada tujuh korban. Korban tiga anak, empat dewasa. Laki-laki," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, kepada wartawan, Senin (7/10).

Diketahui, Pj Wali Kota Tangerang, Dr Nurdin, mengatakan, Pemkot Tangerang akan mengawal penuh proses hukum terkait dugaan kasus pelecehan tersebut. Pemkot Tangerang akan memastikan setiap korban mendapatkan pendampingan yang memadai.

"Kami akan mengawal proses hukum agar berjalan sesuai aturan yang berlaku," kata Nurdin, Jumat (4/10).

Baca juga: Terungkap Penculik Bocah SD di Ciputat Ternyata Residivis Pencabulan Anak Dibawah Umur

Penulis :
Firdha Riris
Editor :
Firdha Riris