
Pantau - Badut Syariah buka suara soal dirinya yang sempat dikaitkan dengan kasus pencabulan di panti asuhan kawasan Tangerang, Banten. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya sebatas relawan dan sama sekali tidak ikut terlibat dan bukan bagian pelakunya.
"Saya disitu hanya relawan di yayasan tersebut. ya namanya relawan ya saya nggak hanya di yayasan tersebut, di yayasan-yayasan lainnya pun saya kunjungi ya namanya saya berkerja di bidang sosial," kata Badut Syariah kepada Pantau.com di Jakarta, Kamis (17/10/2024).
"Kaget banyak netizen yang berprasangka buruk bukannya fitnah ya berprasangka buruk jadinya terhadap saya jangan-jangan nih Badut Syariah nih terlibat," lanjutnya.
Badut Syariah yang bernama Yahya ini mengatakan bahwa berkeliling
ke yayasan-yayasan lainnya di antaranya yayasan kanker dan Yayasan Sayap Ibu, walau memang paling sering di yayasan milik salah satu tersangka predator anak yakni Sudirman. Sekali lagi, ia menegaskan. bahwa dirinya juga tidak terlibat dalam pengurusan yayasan tersebut, dan hanya relawan yang diundang.
"Betul saya tidak ada kepengurusan dalam yayasan tersebut, saya hanya relawan, diundang saya datang untuk menghibur namanya kita badut ya ada undang kita datang bener-bener ya menghibur anak yatim tersebut. Sekali lagi saya tidak termasuk dalam kepengurusan yayasan tersebu, saya hanya relawan," katanya.
Baca juga: Ini Hasil Pemeriksaan Kejiwaan 2 Pria Cabul di Panti Asuhan Tangerang
Meski menjadi relawan di sana, Badut Syariah mengaku tidak mengenal dekat para tersangka, baik itu Sudirman (49), Yusuf Bahtiar (30), maupun Yandi Supriyadi (28). Katanya, ia hanya sebatas kenal biasa dan ngobrol biasa aja tanpa ada oboral mendalam.
"Kalau mengenal baik yang hanya kita ngobrol biasa pas lagi ada acara, ga secara mendalam, karena saya datang selesai, balik. Ya ngomong sebentar berapa menit atau mungkin setengah jam, selesai ya saya pulang. Kenal memang kenal tapi nggak kenal dekat ya cuma sebatas kenal, ngobrol cuma sebatas ngobrol," terangnya.
Adapun soal ada atau tidaknya gelagat yang mencurigakan selama menjadi relawan itu, Badut Syariah sama sekali tidak melihatnya. Katanya, semua berjalan normal dan baik-baik saja dari para tersangka dan korban. Sehingga ia menilai bahwa kebaikan yang dilakukan Sudirman itu merupakan topeng untuk menutupi kejahatannya.
"Yang mencurigakan enggak ada, tidak ada (sama sekali), kalau ada saya laporkan itu, ngapain kejahatan saya tutup-tutupin, yang penting saya punya bukti ya kan ngapain saya tutupin kejahatan, ya harus kita ungkap dong. Ternyata kebaikan yang dia lakukan untuk menutupi keburukan yang dia lakukan," tegasnya.
Bahkan, ia bersama para donatur merasa tertipu dengan Sudirman dan tersangka lainnya. Maka dari itu, ia berharap para tersangka ini mendapat hukuman yang berat agar kapok dan kedepannya tidak ada lagi kejadian serupa.
Baca juga: Polisi Dalami Dugaan TPPO terkait Kasus Pencabulan di Panti Asuhan Tangerang
"Saya aja relawan sama donatur tertipu dengan casing-nya yang dilakukan oleh anak yatim piatu gitu banyak orang tertipu ya. Saya juga kesel. Kalau bisa lebih hukumannya, sangat biadab kalau bisa hukum seberat beratnya," kata Badut Syariah.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa saat kasus pencabulan ini terungkap, dirinya sudah tidak lagi menjadi relawan. Pasalnya, ia menjadi relawan sejak 2017 hingga 2021. Setelahnya, ia menderikan taman baca yang diberi nama 'Taman Baca Badut Syariah'.
"Kurang lebih di tahun 2017 jadi relawan di situ, terus di 2021 saya sudah enggak aktif jadi relawan di situ karena saya sudah punya taman baca. Tidak ada (saat kasus terungkap), taman baca saya berdiri tanggal 1 bulan 1 2021, itu saya udah keluar," jelasnya.
Adapun, kasus Badut Syariah ini bermula dari beredarnya kembali saat dirinya menjadi bintang tamu dalam acara talk show yang dipandu Dedy Corbuzier di salah satu TV swasta pada beberapa tahun lalu. Saat itu ada Sudirman yang duduk di bangku penonton dan sempat menyampaikan sepatah dua patah kata.
Dari situ ada dugaan Badut Syariah ini terlibat dalam kasus pencabulan tersebut. Bahkan ada yang mengira bahwa Badut Syariah ini ada sosok yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca juga: Polisi Selidiki Legalitas dan Sumber Dana Panti Asuhan Terlibat Kasus Predator Anak di Tangerang
Dengan viralnya kembali video tersebut, ia pun mengungkap bahwa sebenarnya dirinya yang diundang dalam acara tersebut. "Dan di acara tersebut saya mengajak panti asuhan tersebut, bukannya yayaan tersebut yang mengajak saya," katanya.
"Mengapa lingkungan sekitar tak mampu mendeteksi. Setia, sehati, se-syurga katanya. ‘Badut Syariah’ mulia yang ternyata seorang durjana," tulis akun @bua***.
Di sisi lain, adanya kasus itu beruntung tidak berpengaruh buruk di lingkungannya sebab ia aktif bermasyarakat dan dikenal baik. Tetapi, ada oknum yang mencecarnya lewat media sosial. Hal itu membuat merasa dirugikan hingga mata pencahariannya terganggu.
"Alhamdulillah tidak ada omongan yang negatif, saya aktif di masyarakat dan masyarakat juga tau siapa saya. Cuma medsos saya dicecer sama netizen yang tidak tahu kebenarannya, sangat mengaruhi mata pencarian saya. Kalau gini orang jadi takut manggil badut saya di acara ulang tahun ya kan kalau tidak ada klarifikasi seperti ini," jelas Badut Syariah.
Diketahui juga ada akun media sosial yang menyebut Badut Syariah ini durjana dan juga merupakan predator anak yang ikut terlibat dalam kasus pencabulan di panti asuhan tersebut.
"Anak-anak menjerit ketakutan di dalam hati. Bergamis panjang dan berpeci, berinteraksi dengan anak-anak tiap hari. Mengapa lingkungan sekitar tak mampu mendeteksi. Badut Syariah mulia yang ternyata durjana," demikian seperti dilihat, Jumat (18/10/2024).
Sebagai informasi, pada kasus pencabulan di Yayasan Panti Asuhan Darussalam An'nur di Kunciran Indah, Pinang, Tangerang, sudah ada 3 orang yang ditetapkan sebagai tersangka yakni Sudirman, Yusuf, dan Yandi (DPO). Untuk Yusuf ternyata menjadi korban pencabulan Sudirman sewaktu dirinya masih kecil dan menjadi anak asuh di panti tersebut. Sudirman dan Yusuf sudah ditangkap dan ditahan.
Dalam kasus pencabulan ini, polisi mengungkap bahwa para pelaku ini memiliki orientasi seksual menyimpang sesama jenis. Untuk jumlah korban pencabulan terus bertambah, dan kini totalnya ada delapan orang sudah 8 orang dengan rincian 5 anak dan 3 dewasa.
"Motif pelaku ini melakukan penyimpangan atau melakukan perbuatan tersebut karena memang ada orientasi penyimpangan seksual sesama jenis. (Yusuf) pernah menjadi korban (pencabulan) ketua yayasan," katanya, Selasa (8/10).
Baca juga: 18 Anak Panti Asuhan Tangerang Dipindahkan Pasca Kasus Pencabulan
- Penulis :
- Firdha Riris
- Editor :
- Ahmad Munjin