
Pantau - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami lima kali erupsi dalam kurun waktu enam jam pada Selasa (18/3/2025). Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Lewotobi Laki-laki mencatat erupsi terjadi antara pukul 18.00 hingga 24.00 WITA.
"Teramati lima kali letusan dengan ketinggian 300-1.200 meter dan warna asap kelabu," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef S. Mboro, dalam laporan tertulis di Labuan Bajo, Selasa (18/3/2025).
Lima erupsi terjadi pada pukul 18.13 WITA, 20.00 WITA, 22.12 WITA, 23.33 WITA, dan 23.50 WITA. Secara visual, gunung terlihat jelas hingga kabut 0-II dengan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih setinggi 100-200 meter di atas puncak kawah.
Baca Juga:
Tiga Letusan Terjadi di Gunung Lewotobi Laki-laki Sabtu Pagi, Status Siaga Ditingkatkan
Dari sisi kegempaan, tercatat tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 4.4-5.9 mm dan durasi 94-100 detik, tiga kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo 3.7-5.9 mm dan durasi 59-122 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 37 mm, S-P 10 detik, dan durasi 55 detik.
Cuaca di sekitar gunung dilaporkan cerah hingga berawan dengan angin bertiup lemah ke arah utara dan timur laut. Suhu udara berkisar antara 21 hingga 23 derajat Celsius.
Gunung Lewotobi Laki-laki saat ini berstatus Level III (Siaga). Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya-timur laut sejauh enam kilometer.
Masyarakat juga diminta untuk tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta tidak mempercayai informasi yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, warga yang tinggal di sekitar sungai berhulu di puncak gunung diimbau mewaspadai potensi banjir lahar hujan, terutama di Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.
Bagi masyarakat terdampak hujan abu, disarankan menggunakan masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah