HOME  ⁄  News

Miliarder Dunia Merugi Ratusan Triliun Akibat Kebijakan Ekonomi Trump

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Miliarder Dunia Merugi Ratusan Triliun Akibat Kebijakan Ekonomi Trump
Foto: Bursa saham Wall Street anjlok setelah Trump umumkan tarif impor tinggi.

Pantau - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menetapkan tarif tinggi untuk barang-barang impor dari negara dengan surplus dagang tinggi terhadap AS menyebabkan kepanikan di pasar saham dan kerugian besar bagi para miliarder dunia.

Kebijakan tersebut diumumkan Trump pada hari Rabu dan langsung mendapat respons negatif dari pasar.

Indeks saham utama seperti Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite anjlok lebih dari 5% dalam perdagangan antara Kamis hingga Jumat.

Penurunan tajam ini membuat para investor dan pelaku pasar terkejut, terutama karena kebijakan tarif tersebut dianggap akan memicu perang dagang baru dan mengganggu rantai pasok global.

Miliarder Teknologi Paling Terdampak

Kerugian terbesar dialami para taipan teknologi, yang sebagian besar kekayaannya berasal dari saham perusahaan seperti Tesla, Amazon, dan Meta.

Elon Musk tercatat kehilangan kekayaan bersih sebesar US$ 30,9 miliar atau sekitar Rp 509 triliun (kurs Rp 16.500).

Jeff Bezos juga mengalami penurunan kekayaan hingga US$ 23,49 miliar atau sekitar Rp 387 triliun.

Sementara itu, Mark Zuckerberg kehilangan US$ 27,34 miliar atau sekitar Rp 451,11 triliun hanya dalam waktu singkat.

Saham-saham teknologi terkena dampak paling besar karena industri ini sangat bergantung pada manufaktur, chip komputer, serta layanan teknologi informasi dari negara-negara seperti China, India, dan Taiwan yang menjadi target tarif baru Trump.

Ada Miliarder yang Justru Untung

Tidak semua miliarder mengalami kerugian dalam situasi ini.

Dan Gilbert, salah satu pendiri Rocket Mortgage dan pemilik klub NBA Cleveland Cavaliers, justru mencatatkan kenaikan kekayaan sebesar US$ 1,91 miliar atau sekitar Rp 31,5 triliun pada hari Jumat.

Carlos Slim, konglomerat asal Meksiko, sempat meraup keuntungan sebesar US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 47,85 triliun pada hari Kamis.

Namun, keesokan harinya, ia mengalami kerugian besar dengan kehilangan US$ 5,48 miliar atau sekitar Rp 90,42 triliun akibat gejolak pasar yang belum mereda.

Penulis :
Pantau Community
Editor :
Ricky Setiawan