
Pantau - Ribuan warga Filipina turun ke jalan di Manila pada Minggu (21/9/2025) untuk menggelar aksi unjuk rasa menolak dugaan korupsi dalam proyek pengendalian banjir yang tengah menjadi sorotan publik.
Puluhan Ribu Massa Padati Rizal Park dan People Power Monument
Aksi unjuk rasa tersebar di sejumlah titik penting ibu kota, termasuk People Power Monument dan Rizal Park.
Menurut laporan hingga pukul 10.45 pagi waktu setempat, sekitar 49.000 orang telah berkumpul di Taman Luneta.
Salah satu penyelenggara mengklaim jumlah peserta mencapai sekitar 80.000 orang.
Kelompok mahasiswa dan aktivis menggelar pawai di sekitar Rizal Park sambil membawa spanduk dan poster tuntutan.
Mereka menyerukan pertanggungjawaban atas dugaan penyimpangan anggaran dalam proyek pengendalian banjir serta mendorong reformasi transparansi di tubuh pemerintahan.
Tuntutan mereka meliputi:
Transparansi aset dan kekayaan bersih seluruh pejabat
Penandatanganan surat pengesampingan kerahasiaan bank oleh pejabat pemerintah
Pengusutan menyeluruh terhadap politisi yang terlibat praktik korupsi
Bentrokan Pecah di Mendiola, Polisi Tahan Demonstran dan Imbau Damai
Di Jalan Mendiola, demonstran terlibat bentrok dengan polisi anti huru-hara yang berjaga di balik barikade.
Menurut laporan ABS-CBN, kericuhan terjadi di kawasan perempatan Jalan Ayala dan Romualdez.
Demonstran dilaporkan membakar sebuah truk trailer dan melempar batu ke arah aparat keamanan.
Akibat insiden tersebut, sedikitnya 20 orang ditahan oleh polisi, dan 39 petugas mengalami luka-luka.
"Kami menghormati hak publik untuk berkumpul secara damai, namun kami sangat mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri dari kekerasan," demikian pernyataan dari Kepolisian Nasional Filipina.
"Tindakan semacam itu membahayakan nyawa dan melemahkan pesan dari mereka yang ingin berunjuk rasa secara damai," lanjut pernyataan tersebut.
Presiden Filipina, Ferdinand R Marcos Jr, memerintahkan aparat untuk menerapkan prinsip “toleransi maksimal” dalam menangani demonstrasi.
"Toleransi maksimal. Tidak boleh ada yang terluka," tegas Menteri Dalam Negeri Jonvic Remulla dalam wawancara televisi.
Dalam pernyataan terpisah, Remulla menyatakan, "Kami akan melindungi warga yang berkumpul secara damai untuk menyampaikan keluhan mereka, tetapi kami tidak akan menoleransi ketidakstabilan dan kekerasan."
Sebagai langkah preventif, Wali Kota Manila Francisco Isko Moreno Domagoso menerapkan jam malam ketat untuk anak-anak di bawah usia 17 tahun.
Jam malam diberlakukan dari pukul 22.00 hingga 04.00 pada hari Minggu.
- Penulis :
- Aditya Yohan