HOME  ⁄  News

Indonesia Siap Kolaborasi dengan Turki dalam Industri Baterai, Menperin Tawarkan Kerja Sama Riset dan Teknologi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Indonesia Siap Kolaborasi dengan Turki dalam Industri Baterai, Menperin Tawarkan Kerja Sama Riset dan Teknologi
Foto: (Sumber: Menteri Perindustrian (Menperin) Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) menghadiri 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival yang berlangsung di Bandara Internasional Atatürk, Istanbul, Turki, Sabtu (20/9/2025). ANTARA/HO-Kemenperin.)

Pantau - Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa Indonesia siap menjalin kolaborasi strategis dengan Turki di sektor industri baterai, melalui skema riset bersama, investasi, dan transfer teknologi.

"Indonesia siap mendukung kolaborasi dengan Turki dalam industri baterai, baik melalui riset bersama, investasi, maupun transfer teknologi, agar rantai pasok regional dapat lebih kuat dan berdaya saing," ungkapnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Menperin saat mengunjungi stan perusahaan energi dan baterai asal Turki, Aspilsan, dalam ajang 12th Annual Teknofest Aerospace and Technology Festival yang digelar di Bandara Internasional Atatürk, Istanbul, pada 20 September 2025.

Dorong Ekosistem EV Nasional Lewat Kemitraan Global

Kunjungan Menperin ke Turki dianggap strategis karena sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam membangun ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai di Indonesia.

Agus Gumiwang juga menekankan pentingnya kerja sama industri baterai untuk mendukung kebutuhan kendaraan listrik, baik untuk kepentingan sipil maupun militer.

Aspilsan merupakan produsen baterai lithium-ion dengan kapasitas produksi mencapai 21,6 juta unit per tahun dan telah membuka ruang kolaborasi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC).

Kolaborasi ini dinilai memiliki potensi besar dalam memperkuat rantai pasok industri kendaraan listrik dalam negeri.

Populasi kendaraan listrik di Indonesia juga terus meningkat dari 116 ribu unit pada 2023 menjadi 207 ribu unit pada 2024.

Proyeksi kebutuhan material baterai dipastikan melonjak, seiring pembangunan megaproyek ekosistem baterai EV yang baru saja diresmikan Presiden Prabowo Subianto.

Nilai investasi dalam megaproyek tersebut mencapai 5,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp96 triliun.

Penulis :
Ahmad Yusuf