Pantau Flash
HOME  ⁄  News

PM China Serukan Hubungan Stabil dan Kerja Sama Strategis dengan Uni Eropa di Tengah Ketidakpastian Global

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

PM China Serukan Hubungan Stabil dan Kerja Sama Strategis dengan Uni Eropa di Tengah Ketidakpastian Global
Foto: (Sumber: Perdana Menteri Li Qiang bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di New York, Amerika Serikat, 24 September 2025. (Xinhua/Liu Bin))

Pantau - Perdana Menteri China, Li Qiang, menyatakan harapannya agar Uni Eropa (UE) bersedia bekerja sama dengan China untuk mengambil langkah konkret dalam memperdalam kerja sama bilateral yang stabil dan berkelanjutan.

Pernyataan tersebut disampaikan Li saat bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di New York, Rabu, 24 September 2025.

Tahun ini menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara China dan Uni Eropa.

"Selama 50 tahun terakhir, hubungan China-UE telah menghadapi berbagai gelombang perubahan situasi internasional dan tetap tumbuh dengan baik serta stabil secara umum," ungkap Li.

Tekankan Implementasi Kesepakatan dan Dialog Strategis

Li mengingatkan bahwa pada Juli 2025, Presiden China Xi Jinping telah bertemu dengan von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, di Beijing.

Pertemuan tersebut menghasilkan arahan strategis dan kesepakatan penting dalam pengembangan hubungan China-UE.

Li juga menyebutkan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-UE ke-25 yang ia pimpin bersama von der Leyen dan Costa membuahkan capaian yang positif.

China, kata Li, siap bekerja sama dengan Uni Eropa untuk mengimplementasikan seluruh kesepakatan yang telah dicapai, menjaga semangat awal hubungan diplomatik, serta memperkuat solidaritas dan koordinasi.

Salah satu kunci stabilitas hubungan tersebut, menurut Li, adalah komunikasi yang baik dan upaya menyelesaikan perbedaan berdasarkan rasa saling percaya.

China mendorong peningkatan rasa saling percaya, komitmen terhadap prinsip mencari kesamaan sambil mengesampingkan perbedaan, serta kerja sama yang saling menguntungkan.

"China berharap UE tetap berkomitmen menjaga keterbukaan pasar perdagangan dan investasi, menjunjung prinsip persaingan yang adil serta aturan WTO, dan menghindari politisasi isu ekonomi maupun perluasan konsep keamanan secara berlebihan," tegasnya.

Seruan Tanggung Jawab Global dan Komitmen UE

Li juga menyoroti kondisi internasional yang dinilai semakin kompleks dan tidak stabil.

Menurutnya, sebagai dua kekuatan besar dunia, China dan UE harus menunjukkan tanggung jawab global, menjunjung otonomi strategis, keadilan, dan kebenaran.

Ia menyerukan agar kedua pihak ikut menjaga stabilitas dan kepastian dunia serta melindungi kepentingan bersama antara China, Uni Eropa, dan komunitas internasional secara luas.

Di sisi lain, Ursula von der Leyen menyampaikan bahwa memperkuat dialog dan meningkatkan saling pengertian serta kepercayaan antara UE dan China sangat penting, baik bagi kedua pihak maupun bagi pembangunan global.

Ia menegaskan komitmen UE untuk mengimplementasikan seluruh kesepakatan yang dicapai selama pertemuan pemimpin China-UE tahun ini.

"UE siap menyelesaikan berbagai perbedaan melalui dialog dan konsultasi, serta mendorong kerja sama baru dalam bidang perdagangan, investasi, perlindungan lingkungan, dan bantuan pembangunan," ujarnya.

Von der Leyen juga mengapresiasi kontribusi China dalam penanganan perubahan iklim dan menyatakan kesiapan UE untuk memperdalam kerja sama dalam transisi hijau serta pembangunan berkelanjutan global.

Penulis :
Ahmad Yusuf