
Pantau - Republik Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam memajukan kesehatan finansial global, yang dinilai menjadi kunci ketahanan masyarakat.
Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyampaikan pandangan tersebut dalam High Level Breakfast Meeting on Advancing Financial Health di New York, Kamis, di sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB.
“Menlu Sugiono menegaskan bahwa kesehatan finansial merupakan kunci bagi ketahanan masyarakat, seraya mencatat kemajuan Indonesia dalam literasi keuangan yang meningkat menjadi 49,7 persen pada 2023,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri.
Sugiono menyoroti keberhasilan Indonesia dalam memperluas inklusi keuangan. Kepemilikan rekening orang dewasa meningkat dari 35 persen pada 2011 menjadi 85 persen pada 2021, didukung oleh pemanfaatan keuangan digital.
Namun, ia menekankan bahwa inklusi keuangan harus berkembang menjadi kesehatan finansial yang sejati, yang mencakup aspek penggunaan, ketahanan, dan pemberdayaan.
Meski demikian, Sugiono mengakui masih terdapat tantangan, termasuk rendahnya tingkat tabungan rumah tangga di Indonesia.
Komitmen Indonesia dalam Agenda Global
Sugiono menyambut baik pengakuan isu kesehatan finansial dalam Compromiso de Sevilla, hasil Fourth International Conference on Financing for Development di Spanyol, 30 Juni – 3 Juli 2025, yang menargetkan pengurangan jarak pembiayaan pembangunan di negara berkembang.
Ia juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengintegrasikan kesehatan finansial dalam resolusi PBB di masa depan, termasuk 2025 Biennial Resolution on Financial Inclusion.
Terkait usulan pembentukan Group of Friends on Financial Health, Indonesia menekankan pentingnya platform tersebut memberikan kebermanfaatan nyata, terutama bagi negara-negara Global South, serta menjaga nilai tambah dan koherensi dengan platform serupa lainnya.
“Indonesia siap berkontribusi aktif dalam upaya tersebut,” ujar Sugiono.
Pertemuan dipimpin oleh UN Secretary-General’s Special Advocate for Inclusive Finance for Development (UNSGSA), Ratu Máxima dari Belanda, yang dijadwalkan berkunjung ke Jakarta pada November 2025.
Delegasi negara lain yang hadir berasal dari Jamaika, Singapura, Filipina, Kenya, Tanzania, Brasil, Yordania, dan Belanda.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf