
Pantau - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem dan ancaman pasang air laut atau rob yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2025 hingga awal 2026.
Langkah tersebut disampaikan Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat setelah Pemkot Jakut menggelar Apel Siaga Jaga Jakarta sebagai upaya antisipasi banjir dan genangan di wilayah pesisir.
Hendra Hidayat menyatakan apel siaga digelar untuk memperkuat komitmen seluruh jajaran Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara dalam menjaga wilayah pesisir tetap aman.
“Kami sudah menggelar Apel Siaga Jaga Jakarta untuk melakukan penguatan komitmen seluruh jajaran Suku Dinas Sumber Daya Air SDA Jakarta Utara dalam menjaga wilayah pesisir tetap aman dari genangan dan banjir,” ungkap Hendra Hidayat.
Ia menjelaskan Jakarta Utara memiliki karakteristik kerawanan yang berbeda dibandingkan wilayah lain di DKI Jakarta.
Kerawanan tersebut meliputi curah hujan tinggi, limpasan air kiriman, serta tekanan pasang air laut yang dapat memperparah genangan.
Menurutnya kondisi itu menuntut kesiapsiagaan yang bersifat preventif dan sistemik, bukan sekadar reaktif.
Hendra Hidayat menegaskan bahwa sistem pengendalian harus berjalan sebelum air naik dan sebelum hujan ekstrem terjadi.
Ia menyebut pengendalian banjir di Jakarta Utara bertumpu pada tiga pilar utama.
Tiga pilar tersebut meliputi kesiapan sumber daya manusia, keandalan infrastruktur pompa, serta dukungan logistik yang memadai.
Seluruh pilar itu harus beroperasi secara terpadu dan berkelanjutan selama 24 jam.
“Kita tidak boleh terlambat menyalakan pompa atau kehabisan bahan bakar saat kondisi darurat. Semua harus dipastikan siap sejak awal,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keselamatan kerja dan kesehatan personel lapangan menjadi bagian penting dalam pengendalian banjir.
Keberhasilan pengendalian banjir, menurutnya, tidak hanya diukur dari cepatnya air surut, tetapi juga dari keselamatan petugas.
Hendra Hidayat menambahkan bahwa penanganan banjir merupakan kerja kolaboratif lintas instansi dan membutuhkan peran serta masyarakat.
Sementara itu Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Utara Heria Suwandi menyatakan pihaknya telah menyiapkan sistem pengendalian banjir berbasis kesiapsiagaan penuh.
Sebanyak 75 rumah pompa dengan total 199 unit pompa dipastikan siap beroperasi di berbagai titik rawan.
Total kapasitas pompa yang disiapkan mencapai 315.900 liter per detik untuk mengantisipasi genangan dan banjir.
Selain pompa tetap, pihaknya juga menyiapkan pompa mobile dan trailer yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan lapangan.
“Seluruh personel dan peralatan setiap hari dipastikan dalam kondisi siap,” kata Heria Suwandi.
Ia menambahkan apel siaga menjadi pengingat bahwa kehadiran pasukan biru tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memberikan rasa aman bagi warga.
Kesiapsiagaan tersebut dinilai krusial mengingat potensi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.
“Kecepatan respons dan ketepatan tindakan menjadi kunci utama kami dalam melindungi masyarakat Jakarta Utara,” tutupnya.
- Penulis :
- Gerry Eka







