Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Ibadah Malam Kudus di Jayawijaya Berlangsung Aman dan Khidmat Sambut Kelahiran Yesus Kristus

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Ibadah Malam Kudus di Jayawijaya Berlangsung Aman dan Khidmat Sambut Kelahiran Yesus Kristus
Foto: (Sumber: Collegium Pastoral (CPF) Arnaldo Tahapary memimpin pelaksanaan ibadah Malam Kudus di GKI Immanuel Jayawijaya, Papua Pegunungan, Rabu (24/12) 2025. (ANTARA/Yudhi Efendi).)

Pantau - Pelaksanaan ibadah Malam Kudus di gereja-gereja Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, berlangsung aman, lancar, dan tertib pada Rabu malam, 24 Desember 2025.

Ibadah Malam Kudus digelar serentak di sejumlah gereja, di antaranya Gereja Kristen Indonesia Immanuel Jayawijaya dan GKI Bethlehem Wamena.

Suasana ibadah berlangsung aman dan khidmat dengan jemaat mengikuti rangkaian liturgi Natal secara tertib.

Collegium Pastoral CPF Arnaldo Tahapary memimpin ibadah Malam Kudus yang berlangsung di Wamena.

Arnaldo Tahapary menyampaikan bahwa Malam Kudus merupakan malam yang penuh makna dan keheningan dalam menyambut kelahiran Juru Selamat Yesus Kristus.

"Malam ini orang-orang di seluruh dunia termasuk di Indonesia, terkhusus di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, sedang bersyukur, bersuka cita dalam sebuah keheningan dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dunia," ungkapnya.

Ia menjelaskan kisah orang Majus sebagai tokoh bijaksana yang mencari dan memberi penghormatan kepada bayi Yesus.

Orang Majus disebut mengikuti bintang sebagai penunjuk jalan dan membawa persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur.

Arnaldo Tahapary menyampaikan bahwa orang Majus melambangkan umat manusia yang mencari Kristus.

"Mereka adalah cendekiawan atau ahli bintang, filsuf, pendeta yang bukan Yahudi, berasal dari wilayah seperti Persia/Babilonia, melambangkan umat manusia yang mencari Kristus. Kisah mereka dirayakan dalam Kristen saat Epifani pada 6 Januari dan menjadi teladan ketaatan serta penyembahan," katanya.

Ia juga menjelaskan makna dari tiga persembahan yang dibawa orang Majus kepada Yesus.

"Emas melambangkan kekayaan, kemuliaan dan martabat seorang raja, merujuk pada peran Yesus sebagai raja di atas segala raja. Kemenyan yang digunakan dalam ritual keagamaan dan persembahan korban di bait suci melambangkan keilahian Yesus dan perannya sebagai Imam Besar yang menjadi perantara antara Allah dan manusia serta mur adalah getah wangi yang digunakan sebagai bumbu rempah-rempah, parfum, dan minyak urapan, termasuk untuk mempersiapkan jenazah sebelum penguburan," jelasnya.

Arnaldo Tahapary menegaskan bahwa Allah setia pada janji-Nya dan kelahiran Yesus Kristus merupakan penggenapan nubuat.

Ia menyampaikan bahwa kelahiran Yesus menandakan rencana keselamatan Allah yang tidak pernah gagal.

Harapan manusia tentang Mesias yang bersifat politik disebut tidak sesuai dengan rencana Allah.

Ia menegaskan bahwa kelahiran Mesias merupakan tanda keselamatan dan pengharapan bagi seluruh umat manusia.

Penulis :
Gerry Eka