
Pantau - Jumlah korban tewas akibat gempa bermagnitudo 6,9 yang mengguncang Provinsi Cebu, Filipina, terus bertambah menjadi 72 orang hingga Kamis, 2 Oktober 2025.
Presiden Marcos Tinjau Langsung Lokasi Gempa, 20.000 Orang Mengungsi
Menurut Dewan Nasional Penanggulangan dan Pengelolaan Risiko Bencana Filipina (NDRRMC), gempa utama terjadi pada Selasa malam, 30 September 2025, dan memicu gelombang kepanikan di masyarakat.
Gempa mengakibatkan sedikitnya 294 orang terluka dan lebih dari 170.000 orang terdampak di wilayah Cebu dan sekitarnya.
Sebanyak 20.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat kerusakan parah yang ditimbulkan gempa.
Laporan dari Dinas Pertahanan Sipil (OCD) menyebutkan bahwa Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., telah mengunjungi Cebu pada Rabu, 1 Oktober 2025, untuk meninjau langsung situasi pascagempa.
Dalam kunjungannya, Presiden Marcos memberikan arahan langsung kepada kepala badan pemerintah, pejabat daerah, dan petugas tanggap darurat.
Arahan tersebut bertujuan memastikan pelaksanaan langkah-langkah kritis secara segera dalam merespons dampak bencana.
Sebanyak 53 kota dan kotamadya di wilayah terdampak telah menetapkan status darurat.
Selain kerugian manusia, gempa juga menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur lokal dan merusak sekitar 600 rumah.
Ribuan Gempa Susulan dan Peringatan Waspada dari Phivolcs
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) melaporkan bahwa hingga Kamis pagi telah terjadi 2.329 gempa susulan.
Beberapa di antaranya memiliki kekuatan hingga magnitudo 5.
Phivolcs mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor dan bahaya dari benda jatuh, terutama saat berada di luar ruangan.
“Ketika terjadi gempa kuat lagi, masyarakat disarankan melindungi diri dengan 'merunduk, berlindung, dan berpegangan',” ungkap Phivolcs.
Badan tersebut juga menyarankan agar di rumah dan kantor, mebel berat ditambatkan ke dinding dan benda tergantung dipasang dengan aman guna mencegah cedera.
- Penulis :
- Aditya Yohan