
Pantau.com - Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, siapkan formula baru untuk para pemainnya yang masih kesulitan ketika menghadapi pasangan China. Maklum saja, wakil Indonesia beberapa kali mampu menjajaki final, namun mereka harus kembali puas diri menempati posisi runner up.
Hal itu kembali di tunjukkan oleh pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang harus kembali tunduk dari Wang Yilyu/Huang Dongping(China) pada final Australian Open 2019.Pasangan peringkat tujuh dunia itu haris mengakui kekalahan kelima sepanjang pertemuan kedua pasangan tersebut.
Dengan kekalahan telak 15-21, 8-21, itu sekaligus menunjukkan adanya ketidakcocokan pola permainan antara Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dengan Wang/Huang, yang memang dikenal bermain dengan ritme permainan cepat. Sehingga untuk bisa mengimbangi dan mengikuti ritme permainan lawan yang masih belum mampu dikalahkan itu, Richard bersama asisten pelatih Nova Widianto mempersiapkan formula baru.
Pria yang akrab di sapa Kak Icad itu mengatakan ini menjadi momok kekalahan anak asuhnya yakni ketika dihadapkan dengan penerimaan bola-bola atas, pasti sulit mengembangkan permainan. Bahkan ketika lawan mulai bermain reli, lagi-lagi anak asuhnya harus melakukan kesalahan sendiri dan memberikan poin begitu saja untuk lawan.
Baca Juga: Praveen/Melati Gagal Raih Juara di Australia Open 2019
“Setelah berjalan selama hampir setengah tahun ini dan saya dapat laporan dari nova, ditambah saya juga mengikuti untuk ke sudirman cup. Saya lihat laporannya selalu itu yaitu kesabaran dan rajin, bukan rajin latihan tapi soal bola-bola atas itu harus rajin. Kalau main reli harus rajin nggak kendor, nggak mati, sabar. Kalau kita selama ini kalau nggak mati, kurang sabar,” ujar Richard Mainaky saat ditemui di Pelatnas Cipayung, Jakarta, Senin, 17 Juni 2019.
Masalah klasik tersebut bukan hanya terjadi pada pasangan Praveen/Melati saja, namun juga terjadi pada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Dimana dalam beberapa penampilannya mereka tak mampu keluar dari tekanan dan kembali menerima kekalahan begitu saja setelah berjuang hingga rubber game.
Pekerjaan rumah (PR) untuk Kak Icad sendiri bukan hanya satu atau dua pasangan yang masih belum mampu keluar dari tekanan para pemain China yang selalu menjadi momok Indonesia bahkan sejak zamannya Nova Widianto berpasangan dengan Liliyana Natsir pada tahun 2007 hingga saat ini 2019. Namun untuk menghadapi itu, Richard mempersiapkan formula baru dengan latihan ketahanan tubuh yang dianggap mampu meningkatkan daya tahan tubuh anak asuhnya ketika harus menghadapi lawan seperti China.
“Nah itu kaitannya sama daya tahan. Itu untuk cowok. Sedangkan cewek lebih banyak untuk kelincahan. Butet nggak terlalu lincah, tapi dia punya kualitas yang bisa menutupi. Sedangkan Debby lincah. Kalau sekarang kita punya atlet badannya macem-macem. Kayak Glo (Gloria Emanuelle) tinggi tapi kaki cuma satu step satu step. Makanya dulu untuk fisik sama semua, sekarang diubah. Kalau nggak hasilnya begitu-begitu lagi. Jadi cowok pada daya tahan kekuatan tangan dan cewek lebih ke kelincahan,” tambahnya.
Ketika berbicara mengenai formula baru yang diterapkan untuk para pemain ganda campuran, tentu kita ingin tahu kapan kemenangan akan terjadi untuk mereka yang masih belum mampu memberikan hasil terbaiknya tahun ini. Namun meski begitu, Richard percaya dengan adanya persiapan saat ini, anak asuhnya akan mampu menunjukkan yang terbaik. “Belum tahu (kapan bisa menang). Tapi dengan formula yang selalu kita rencanakan, perubahan banyak nggak, tapi dengan penambahan program latihan saya mudah-mudahan. Nambah di fisik,” tuntasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta