HOME  ⁄  Olahraga

Ada Mantan Napi di Lingkaran Bakal Calon Ketum PSSI

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Ada Mantan Napi di Lingkaran Bakal Calon Ketum PSSI

Pantau.com - Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) saat ini bisa dikatakan tengah berjalan tanpa nahkoda. Sang pemimpin Edy Rahmayadi memutuskan untuk mundur di awal tahun. Ia memberikan tongkat estafet kepada Joko Driyono.

Namun, pria yang akrab disapa Jokdri ternyata juga tidak bisa menjalankan roda organisasi. Pasalnya, ia kini divonis 1,5 tahun penjara setelah terlibat kasus dugaan pengerusakan barang bukti terkait pengaturan skor di kompetisi musim lalu.

Permasalahan tersebut ternyata membuat banyak pihak yang menginginkan digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih Ketua Umum baru. Namun setelah berdiskusi dengan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), PSSI memutuskan tidak ada pemilihan Ketua Umum baru pada KLB yang digelar, Sabtu 27Juli 2019 besok. Tongkat estafet kepemimpinan pun untuk sementara diserahkan kepada Iwan Budianto yang merupakan Wakil Ketua Umum II.

PSSI memutuskan pemilihan Ketua Umum baru akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan, yakni Januari 2020. Nantinya, kepengurusan baru akan bertugas hingga 2024 mendatang.

Baca Juga: Soal Caketum PSSI, Exco: Jangan Ada yang Numpang Populer, Lalu Pergi!

Mengingat pemilihan yang tinggal enam bulan, sejumlah nama muncul sebagai bakal calon Ketua Umum PSSI periode 2020-2024. Komjen Pol Mochamad Iriawan dan Rahim Soekasah yang sudah terang-terangan mendeklarasikan diri maju menjadi calon Ketua Umum.

Kedua sosok ini tentu akan mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk bisa memuluskan langkahnya menjadi ketua Umum PSSI. Namun, dari sekian banyak dukungan yang mungkin mengalir, ternyata ada beberapa pihak yang justru dinilai tidak pantas.

Seperti misalnya sosok mantan komentator sepak bola, Eddy Sofyan. Ia merupakan mantan narapidana kasus korupsi surat utang jangka menengah PTJamsostek. Dana Rp33,25 miliar yang dikucurkan tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya. Akibatnya, ia harus mendekam di balik jeruji besi selama 10 tahun.

Tidak hanya itu, di dunia olahraga, Eddy juga sempat terlibat masalah saat menjabat sebagai Ketua Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (BASRI) dalam menggelar Liga Desa Indonesia (LIDI) 2015. Saat itu BASRI terlibat masalah dalam pemberian hadiah bagi juara LIDI. Di mana Nusa Tenggara Timur yang menempati posisi runner-up hanya menerima hadiah Rp50 juta dari Rp75juta yang dijanjikan di awal.

Baca Juga: Begini Kriteria Ketua Umum PSSI Versi Menpora

Selain itu, BASRI di bawah kepemimpinan Eddy juga sempat membuat kacau saat mendatangkan legenda hidup Timnas Argentina, Diego Armando Maradona ke Tanah Air pada 2013 silam. Meski berhasil mendatangkan Maradona ke Indonesia, nyatanya kehadiran mantan pemain yang terkenal dengan kontroversinya itu justru beratankan.

Maradona semula dijadwalkan akan menggelar coaching clinicdi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) bersama 200 anak dari SSB Boca Junior. Kenyataannya, mantan pelatih Timnas Argentina ini hanya tampil selama15 menit tanpa memberikan pelatihan.

“Munculnya Eddy Sofyan ini sangat disayangkan, karena diabukan sosok yang bisa mendukung keinginan calon ketum untuk menciptakan pssi yang bersih,” kata salah satu sumber terpercaya kepada Pantau.com.

“Seperti diketahui, Eddy ini kan pernah bermasalah secara hukum, sementara statuta PSSI, untuk calon Ketum saja, tidak boleh pernah bersentuhan dengan vonis-vonis hukum. Kenapa ada orang di sekeliling calon ketum yang justru merupakan mantan napi?”

“Sosok Komjen Pol Iriawan ini kan punya misi yang suci, jangan sampai orang yang tidak suci, mengotori kesucian misi dia. Apalagi Eddy belum teruji di sepak bola profesional,” dia menambahkan.

Setelah Maradona, Eddy yang diberi kepercayaan menjadi Ketua Turnamen Sepak Bola Alex Noerdin Cup 2019 sempat membuat heboh dengan keinginan mendatangkan legenda Timnas Brasil, Ronaldinho pada Maret silam. Nyatanya, ekspemain Barcelona ini batal mengunjungi Tanah Air.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta