Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Haji

Ini Alasan Mengapa Haji disebut Panggilan Istimewa dari Allah

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Ini Alasan Mengapa Haji disebut Panggilan Istimewa dari Allah
Foto: Ilustrasi haji (Freepik)

Pantau Haji - Haji adalah rukun Islam nomor lima yang merupakan salah satu bentuk ibadah umat Islam selain syahadat, salat, puasa, dan zakat. Pengertian haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) di Mekah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu bagi umat Islam yang mampu baik secara fisik maupun finansial.

Haji seringkali disebut sebagai panggilan istimewa dari Allah kepada umat islam dan disebut lebih istimewa dibanding panggilan untuk melaksanakan ibadah lainnya.

Lantas mengapa panggilan haji sangat istimewa?

Mengutip dari NU Online, letak spesial panggilan haji ini diantaranya terdapat dalam Alquran surat Ali-Imran ayat 96.

"Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam."

KH Sujadi selaku Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu Lampung menjelaskan bahwa perintah haji diawali dengan kata walillah (Allah). Ini menunjukkan bahwa panggilan haji adalah hal yang spesial karena langsung memuat asma Allah. Sehingga siapapun yang menjalankan ibadah haji haruslah menata niat dengan baik lillahi ta’ala (hanya karena Allah). 

“Jangan sampai keliru niat. Niatkan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Niat ini yang paling sulit untuk ditanamkan dan diamalkan. Kalau daftar mudah, bisa siapa saja dengan berbagai cara,” katanya seperti dikutip NU Online.

Lebih lanjut ia mencontohkan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh jamaah agar niat berhaji benar-benar terjaga dengan tidak melakukan aktivitas yang dapat mengaburkan niat. Seperti niat haji untuk berwisata dan banyak mengambil potret diri yang menjadi tren di era digital ini.

“Kalau mau selfi di Ka’bah, ‘selfilah’ dengan Allah swt yang memiliki Ka’bah dengan banyak beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya,” ujar Abah Sujadi.

Agar ibadah haji yang dilakukan dapat mewujudkan manusia paripurna, jamaah harus benar-benar pasrah kepada Allah dan menyerahkan berbagai urusan keduniaan kepada Allah SWT.

Selain itu, jamaah juga perlu menyiapkan diri secara fisik, mental, moral, spiritual dan juga material. Takwa juga merupakan bekal yang baik dalam menjalankan ibadah haji. Dan disebut-sebut tidak ada bekal yang lebih baik dari takwa karena jamaah harus menanggalkan semua identitas keduniawiannya dan hanya mengenakan dua kain ihram sebagai simbol kepasrahan tanpa membawa identitas dunia.

Penulis :
Latisha Asharani