Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Haji

Penjelasan Garuda soal Pemulangan Kloter Jemaah Haji Dialihkan ke Madinah

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Penjelasan Garuda soal Pemulangan Kloter Jemaah Haji Dialihkan ke Madinah
Foto: Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Jumat (21/6/2024). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Pantau Haji - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyampaikan terdapat penyesuaian jadwal dan slot 46 kloter penerbangan pemulangan jemaah haji asal Indonesia yang disebabkan oleh keterbatasan slot di bandara Arab Saudi.Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan Garuda Indonesia terus meningkatkan koordinasi intensif bersama berbagai stakeholder penerbangan Haji, khususnya otoritas bandara Arab Saudi dan Kementerian Agama.

Hal tersebut untuk memastikan kelancaran operasional fase pemulangan jemaah Haji 2024 sebagai langkah mitigasi terhadap keterbatasan slot penerbangan di bandara Arab Saudi."Komitmen tersebut turut diselaraskan dengan upaya untuk mengoptimalkan mitigasi, termasuk penyediaan kompensasi sesuai ketentuan yang berlaku kepada seluruh jemaah yang terdampak atas penyesuaian jadwal penerbangan pemulangan jemaah ke Tanah Air dengan fokus utama untuk mengedepankan kenyamanan para jemaah," ujar Irfan melalui keterangan, Kamis (27/6/2024).

Irfan menyebut, penerbangan haji merupakan operasional penerbangan yang kompleks, karena itu Garuda Indonesia telah melaksanakan koordinasi bersama stakeholders pelaksanaan haji sejak jauh hari.

Melalui koordinasi tersebut, otoritas bandara menyampaikan bahwa terdapat 68 slot penerbangan tidak dapat dipenuhi sesuai permintaan Garuda Indonesia mengingat ada perubahan kebijakan pengaturan slot di bandara Arab Saudi.

Berkenaan dengan perubahan tersebut, Garuda Indonesia yang juga didukung oleh Kementerian Agama terus melaksanakan negosiasi bersama pihak GACA. Hingga kini terdapat penyesuaian jumlah slot yang harus disesuaikan, dari 68 slot menjadi 46 slot penerbangan.Terkait dengan dampak dari penyesuaian jadwal tersebut, Garuda Indonesia memastikan bahwa perusahaan berkomitmen untuk bertanggung jawab dengan menyiapkan fasilitas tambahan berupa akomodasi, makanan, dan transportasi yang seluruh biayanya akan ditanggung oleh Garuda Indonesia."Dapat kami pastikan bahwa hingga saat ini Garuda Indonesia terus melaksanakan diskusi dan komunikasi dengan stakeholders penerbangan haji termasuk Kementerian Agama dan GACA untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan pemulangan jamaah haji ke Tanah Air hingga 21 Juli 2024 mendatang," kata Irfan.

Garuda Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada jemaah haji yang terdampak  penyesuaian jadwal penerbangan pada fase pemulangan ini, termasuk kepada berbagai stakeholder layanan haji utamanya Kementerian Agama RI.

"Kami berkomitmen untuk terus memastikan kelancaran operasional penerbangan haji berjalan dengan maksimal khususnya dengan senantiasa mengedepankan aspek keselamatan penerbangan," ucap Irfan.

Diberitakan sebelumnya, Garuda Indonesia mengubah rute penerbangan 46 kelompok terbang (kloter) jemaah haji Indonesia gelombang I. Jemaah yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, berubah menjadi pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Pergerakan jemaah haji Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jemaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara AMAA Madinah, lalu ke Madinah, Makkah, baru pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah.

Kedua, jemaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, lalu ke Makkah, Madinah, baru pulang melalui Bandara AMAA Madinah.

"Garuda Indonesia gagal menyediakan slot time di Bandara Jeddah. Akibatnya ada perubahan slot time kepulangan untuk 46 kloter gelombang pertama yang seharusnya melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, menjadi melalui bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Senin (24/6).

Perubahan rute penerbangan ini menimbulkan sejumlah dampak di antaranya yakni jemaah kelelahan karena harus menempuh perjalanan dari Makkah ke Madinah lebih dari 8 jam, selanjutnya juga memecah konsentrasi pertugas yang semestinya terkonsentrasi pemulangan jemaah haji gelombang I di Jeddah sehingga petugas harus membagi pelayanan di Madinah.

Dampak berikutnya adalah perubahan rute pemulangan mengharuskan penyiapan layanan di Madinah di luar jadwal yang telah direncanakan. Layanan tersebut mencakup akomodasi, konsumsi, dan transportasi.

Sumber: Antara

Penulis :
Firdha Riris
Editor :
Firdha Riris