
Pantau - Kualitas debat capres 2024 diperkirakan tidak akan memberikan banyak harapan kepada publik untuk mengetahui komitmen capres terhadap sebuah isu yang diperdebatkan.
Pakar hukum tata negara, Bivitri Susanti menyampaikan, hal ini muncul karena kewenangan pakar yang hanya sebatas menyusun pertanyaan debat.
"Kalau misalnya publik melihat debat 2019 itu kurang berbobot, ya debat tahun 2024 ini akan sama," kata Bivitri, Minggu (10/12/2023).
Ia mengatakan, dalam debat nanti moderator hanya membacakan pertanyaan yang disusun oleh tim panelis. Moderator juga tidak diperbolehkan bertanya lebih lanjut untuk melakukan pendalaman.
"Jadi benar-benar bukan kayak debat. Tapi seperti orasi bergantian," sindirnya.
Bivitri mengungkapkan hal tersebut karena pernah mempunyai pengalamanketika menjadi panelis pada debat Pilpres 2019.
Maka dari itu, saat mengetahui fungsi panelis hanya menyusun pertanyaan tanpa diberi kesempatan bertanya, Bivitri menolak tawaran jadi panelis di debat Pilpres 2024.
"Karena peran saya enggak maksimal. Kalau disebut panelis kan ekspektasi orang ke saya terlalu besar. Padahal saya cuma buat pertanyaan. Untuk apa saya ada di situ?" tegasnya.
Ia menjelaskan, format semacam itu tidak bisa dinamakan debat, karena ruang menggali pengetahuan capres tentang suatu tema dalam debat tidak dibolehkan.
"Akhirnya, kalau menurut saya, yang seperti itu bukan debat. Karena kami tidak dibolehkan untuk bertanya sampai pertanyaan itu benar-benar terjawab," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Ahmad Munjin