Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Prediksi Lonjakan Calon Tunggal di Pilkada 2024, Fenomena Kotak Kosong Menguat

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Prediksi Lonjakan Calon Tunggal di Pilkada 2024, Fenomena Kotak Kosong Menguat
Foto: Anggota dewan pembina Perludem, Titi Anggraini. (foto: ANTARA)

Pantau - Anggota dewan pembina Perludem, Titi Anggraini memprediksi akan terjadi lonjakan fenomena calon tunggal melawan kotak kosong pada Pilkada 2024

Hal ini dipicu oleh sikap pragmatis partai politik dan jadwal pemilihan presiden serta legislatif yang berdekatan. Akibatnya, partai-partai belum sepenuhnya pulih untuk berlaga di Pilkada 2024.

"Di Pilkada 2024 bisa lebih dari 25 calon tunggal. Karena yang mengikuti pilkada kan 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota," ujar Titi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Senin (5/8/2024).

Titi menilai bahwa pragmatisme partai politik yang ingin menang dengan mudah menjadi penyebab utama meningkatnya calon tunggal di Pilkada 2024. 

Selain itu, partai-partai politik masih kelelahan setelah bertarung di pilpres dan pileg Februari lalu.

"Calon tunggal akhirnya dipandang sebagai jalan pintas untuk memastikan kemenangan. Ditambah lagi, konsolidasi KIM (Koalisi Indonesia Maju) dilebarkan dari pilpres ke pilkada," ujar Titi yang juga menjadi pengajar di fakultas hukum.

Menurut Titi, cara mendeteksi fenomena calon tunggal melawan kotak kosong dapat dilihat dari jumlah kursi DPRD yang tersisa. 

"Jika sisa partai yang belum mendukung tidak memenuhi syarat pengusulan, maka bisa dipastikan akan terjadi calon tunggal," jelasnya.

Sesuai aturan yang berlaku, untuk mengusulkan calon kepala daerah dibutuhkan 20 persen kursi dari total keseluruhan kursi di DPRD atau 25 persen suara sah. 

"Petakan saja partai-partai yang sudah deklarasi. Jika deklarasi mereka sudah melampaui 75 persen, bisa dipastikan tidak akan ada calon kedua," tutur Titi.

Berikut sejumlah daerah di tingkat provinsi yang berpotensi mengalami fenomena calon tunggal melawan kotak kosong:

Kalimantan Timur: Pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji telah meraih dukungan dari gabungan parpol yang memiliki 44 kursi DPRD, sementara total keseluruhan kursi di DPRD Provinsi Kaltim hanya 55.

Banten: Pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah telah didukung oleh tujuh partai politik dengan total 72 kursi DPRD dari 100 kursi yang ada. Meski PDIP dan Partai Golkar telah mengusung Airin Rachmi Diany dengan total 28 kursi, dukungan bagi Airin masih berpeluang mengalami dinamika.

Jambi: Calon gubernur petahana Al Haris didukung oleh lima partai politik yang mengantongi 31 dari 55 kursi di DPRD.

Sumatra Utara: Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, didukung oleh tujuh parpol dengan total 72 kursi DPRD dari 100 kursi. Ia ditantang oleh Edy Rahmayadi yang didukung oleh PDIP dan Hanura dengan total 26 kursi.

Jawa Timur: Paslon petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak didukung oleh tujuh parpol dengan total 57 kursi dari 120 kursi DPRD Jawa Timur. Tersisa 48 kursi milik PKB dan PDIP, yang belum diketahui apakah akan berkoalisi untuk mengusung satu paslon yang sama.

Penulis :
Aditya Andreas
Editor :
Sofian Faiq