Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Debat Perdana Pilgub Jakarta: Persaingan Ketat RIDO dan Pram-Doel

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Debat Perdana Pilgub Jakarta: Persaingan Ketat RIDO dan Pram-Doel
Foto: Paslon Pram-Doel diprediksi bakal bersaing dengan paslon RIDO di debat perdana Pilgub Jakarta. (foto: kolase)

Pantau - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga memprediksi akan terjadi persaingan ketat antara paslon Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dan Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) dalam debat perdana Pilgub Jakarta 2024. 

Debat tersebut akan berlangsung pada Minggu (6/10/2024) dengan tema ‘Penguatan SDM dan Transformasi Jakarta Menjadi Kota Global’.

Menurut Jamiluddin, Ridwan Kamil berpotensi menguasai panggung saat membahas transformasi Jakarta menjadi kota global, mengingat pengalaman dan latar belakangnya sebagai arsitek dan mantan wali kota Bandung. 

Sementara itu, Pramono Anung diprediksi unggul dalam isu penguatan sumber daya manusia, salah satu segmen penting dalam debat nanti.

"Dalam pembahasan masalah ini, tampaknya Ridwan Kamil dan Pramono Anung akan bersaing ketat," ujar Jamiluddin saat dihubungi, Jumat (4/10).

Dari aspek retorika dan kemampuan berbicara di depan publik, Jamiluddin menilai, Ridwan Kamil memiliki keunggulan dibandingkan Pramono Anung dan calon lainnya, Dharma-Kun. 

RK dikenal mampu menyampaikan gagasan dengan gaya santai dan informal, yang kerap kali membuatnya lebih mudah berinteraksi dengan audiens.

"Ridwan Kamil akan tampil lebih santai dan informal, sementara Pramono Anung serta Dharma akan lebih kaku dan formal, seperti saat seorang birokrat berbicara," tambahnya.

Namun, keformalan Pramono Anung diperkirakan dapat sedikit dicairkan oleh cawagub-nya, Rano Karno, yang dikenal mahir dalam beretorika dan memiliki gaya pidato yang lebih santai. 

Meski demikian, Jamiluddin berpendapat bahwa kemampuan retorika Rano Karno tidak akan cukup signifikan untuk menutupi kekakuan Pramono.

Sementara itu, pasangan independen Dharma-Kun diprediksi hanya akan menjadi "penggembira" dalam debat perdana ini. 

Menurut Jamiluddin, Dharma dinilai masih lemah dalam kapabilitas dan tidak menunjukkan persona yang kuat, serta tidak didukung oleh retorika yang memadai.

"Dharma tampaknya lemah dalam kapabilitas, sehingga personanya tidak memancar. Hal ini diperparah dengan kemampuan retorika yang kurang baik," tutupnya.

Penulis :
Aditya Andreas