Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Ramadhan

Belum Ganti Hutang Puasa hingga Bulan Ramadan Berikutnya? Begini Hukum dan Tata Caranya!

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Belum Ganti Hutang Puasa hingga Bulan Ramadan Berikutnya? Begini Hukum dan Tata Caranya!
Foto: ilustrasi suasana puasa, masjid istiqlal, Jakarta

Pantau - Tidak terasa umat Islam sudah hampir melewati separuh bulan Sya’ban. Artinya, tidak lama lagi bulan suci Ramadan akan tiba. Tinggal menghitung hari untuk seluruh umat muslim memasuki Bulan Ramadan 1445 Hijriah.

Seperti diketahui, puasa Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu.

Namun, ada beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang untuk berpuasa, seperti sakit, haid, hamil, atau safar.

Penggantian puasa bulan Ramadan ini disebut juga sebagai puasa Qadha. Waktu untuk mengganti puasa Qadha dapat dilakukan setelah bulan Ramadan biasanya.

Apabila seorang muslim melewatkan untuk berpuasa ramadan, maka ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkan di luar bulan ramadan.

Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang menjelaskan kewajiban puasa ramadan dan kewajiban mengganti jika meninggalkannya.

Hukum membayar utang puasa Ramadan wajib hukumnya. Sesuai dengan surat Al Baqarah:185,

"Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al Baqarah: 185).

Lantas, bagaimana caranya yang berhalangan ini membayar utang puasa Ramadhannya?

Jika ia belum mengganti puasanya karena kelalaian sedangkan bulan ramadan berikutnya sudah tiba, maka ia diwajibkan untuk mengganti puasanya dan membayar fidyah sebesar satu mud.

Satu mud setara dengan 543 gram dalam ukuran modern menurut Malikiyah, Syafiiyah, dan Hanabilah.

Menurut Sheikh Abd al-Hamid al-Atrash, mantan ketua Komite Fatwa Al-Azhar, mengatakan bahwa jika penundaan mengganti puasa berlanjut sampai ramadan tahun kedua, maka tebusannya juga menjadi berlipat, melansir dari elbalad.news

Yakni ia diwajibkan untuk memberi makan dua oang miskin untuk setiap satu hari puasa yang ia tinggalkan.

Dan jika penundaan itu berlanjut hingga tahun ketiga sejak ia meninggalkan puasa ramadan, maka ia wajib memberi tiga orang miskin dan seterusnya.

Itulah beberapa hukum bagi oang yang belum mengganti puasanya hingga ramadan berikutnya tiba.

Penulis :
Sofian Faiq