Pantau - Idul fitri atau yang disebut hari raya Lebaran sering kali identik dengan makanan khas yakni ketupat dan opor ayam. Opor ayam biasanya terbuat dari bumbu seperti bawang putih, bawang merah, kemiri dan kunyit.
Lalu, bagaimana opor bisa menjadi makanan khas Lebaran di Indonesia? Dilihat dari sejarahnya, opor ayam merupakan makanan yang sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu kala.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa makanan ini merupakan hasil akulturasi budaya dari tiga negara yaitu India, Arab, dan China.
Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis opor ayam yang paling dikenal masyarakat yaitu opor ayam berkuah santan putih kecoklatan dan berkuah kuning kunyit.
Opor ayam berkuah santan putih ini amat populer dalam masyarakat peranakan Tionghoa di Indonesia.
Sajian lontong opor berkuah putih sekilas mirip dengan lontong Cap Go Meh yang menjadi kuliner khas saat perayaan Cap Go Meh.
Sementara opor berkuah kuning dengan tambahan kunyit dan jintan merupakan masakan yang dipengaruhi budaya India.
Sejarawan kuliner Fadly Rahman yang juga sebagai dosen sejarah di Universitas Padjajaran menjelaskan, awal mulanya opor masuk ke Nusantara sekitar abad ke-15 dan 16 sebelum Masehi.
Saat itu, pedagang Arab dan India membawanya ke kawasan pesisir Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa dan Selat Malaka. Akibatnya, opor ayam mudah ditemukan di wilayah berbudaya Melayu dan Jawa yang pertama kali menerima pengaruh Arab dan India.
Karena berkembang di antara masyarakat Islam asal Nusantara, opor ayam menjadi makanan yang tidak bisa dilepaskan dari umat Islam.
Guru Besar Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Marwanti menyebut bahwa Sunan Kalijaga pertama kali memperkenalkan ketupat Lebaran pada abad ke-15 di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Diketahui, opor ayam menjadi menu pelengkap untuk mendampingi ketupat. Saat itu, ketupat dimakan pada perayaan Bakda Ketupat tepatnya seminggu setelah hari raya Idul Fitri atau Bakda Lebaran.
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq
