
Pantau - Waketum NasDem, Ahmad Ali menyebutkan bahwa polarisasi pasca Pemilu tampak jelas pada Pemilu 2014 dan 2019 , bahkan marak di media sosial muncul pro dan kontra.
"Karena kita tidak bisa menutup mata memang 2 Pemilu ini kan polarisasinya sangat kencang kan, kemudian Pak Jokowi merangkul Pak Prabowo, itu bukan sekadar untuk menguatkan pemberitaan di parlemen," kata Ahmad Ali, Selasa (26/7/2022).
"Tapi lebih pada menyatukan kembali pasca pemilu 2019 yang sudah sangat-sangat tajam, sampai hari ini kita pasti masih merasakan itu, di dunia maya itu kan sangat terasa kelompok pro kontra," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyebut ‘lebih baik tak perlu gelar Pemilu jika berujung perpecahan’, Hal ini mendapat respons dari Waketum NasDem Ahmad Ali yang menyebut, pernyataan Surya Paloh ini berangkat dari kegelisahan adanya polarisai pasca Pemilu.
“Itu kan rangkaian pidato dia dan kemudian diceritakan perjalanan bangsa, lalu mekanisme pemilihan kepala daerah yang dilakukan 5 tahun sekali. Kemudian di akhir-akhir kita melihat polarisasi pasca pemilu itu kan begitu kencang kan, kemudian mengancam perpecahan,” kata Ali kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).
Ia menuturkan, Surya Paloh menekankan pada dampak pasca Pemilu yang bisa membuat bangsa ini pecah dan bercerai-berai.
“Lebih baik nggak usah pemilu, supaya nggak jadi itu maka pemilu ini kita harus kedepankan bukan hanya kepentingan diri kita, tapi kepentingan untuk memperkecil terjadinya perpecahan itu,” lanjut Ali.
"Karena kita tidak bisa menutup mata memang 2 Pemilu ini kan polarisasinya sangat kencang kan, kemudian Pak Jokowi merangkul Pak Prabowo, itu bukan sekadar untuk menguatkan pemberitaan di parlemen," kata Ahmad Ali, Selasa (26/7/2022).
"Tapi lebih pada menyatukan kembali pasca pemilu 2019 yang sudah sangat-sangat tajam, sampai hari ini kita pasti masih merasakan itu, di dunia maya itu kan sangat terasa kelompok pro kontra," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh menyebut ‘lebih baik tak perlu gelar Pemilu jika berujung perpecahan’, Hal ini mendapat respons dari Waketum NasDem Ahmad Ali yang menyebut, pernyataan Surya Paloh ini berangkat dari kegelisahan adanya polarisai pasca Pemilu.
“Itu kan rangkaian pidato dia dan kemudian diceritakan perjalanan bangsa, lalu mekanisme pemilihan kepala daerah yang dilakukan 5 tahun sekali. Kemudian di akhir-akhir kita melihat polarisasi pasca pemilu itu kan begitu kencang kan, kemudian mengancam perpecahan,” kata Ali kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).
Ia menuturkan, Surya Paloh menekankan pada dampak pasca Pemilu yang bisa membuat bangsa ini pecah dan bercerai-berai.
“Lebih baik nggak usah pemilu, supaya nggak jadi itu maka pemilu ini kita harus kedepankan bukan hanya kepentingan diri kita, tapi kepentingan untuk memperkecil terjadinya perpecahan itu,” lanjut Ali.
- Penulis :
- khaliedmalvino