Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Awas Pak Mahfud, Pak Jokowi Pernah Copot Menteri yang Bikin Gaduh lho!

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Awas Pak Mahfud, Pak Jokowi Pernah Copot Menteri yang Bikin Gaduh lho!
Pantau - Dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Menko Polhukam, Mahfud MD terjadi perdebatan sengit antara dua belah pihak, Rabu (29/3/2023).

Akibat saling lempar gertakan, anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PDIP, Johan Budi memperingatkan Mahfud perihal menteri yang dicopot karena membuat kegaduhan di ruang publik.

"Saya pernah menjadi juru bicara Pak Jokowi, Pak Jokowi itu paling enggak suka sama menteri yang berdebat di luar Pak, langsung di-reshuffle sama dia," kata Johan.

Lantas, benarkah pernyataan Johan Budi tersebut? Faktanya, ada beberapa menteri dalam kabinet yang pernah dicopot Jokowi akibat menimbulkan kontroversi. Berikut di antaranya:

Tedjo Edhy Pudjiatno


Sosok pertama adalah mantan Menko Polhukam, Tedjo Edhy Pudjiatno. Kala itu, terjadi perseteruan antara KPK dan Polri sehingga menimbulkan dukungan dari masyarakat terhadap KPK.

Namun, Tedjo justru mengeluarkan pernyataan yang kontroversial. Ia menyebut pihak yang membela KPK sebagai warga yang tidak jelas. Bahkan, pernyataannya itu sempat menjadi bahan lelucon di media sosial.

"KPK berdiri sendiri dia, kuat dia. Konstitusi yang akan mendukung, bukan dukungan rakyat enggak jelas itu,” tutur Tedjo kala itu.

Akibatnya, ia harus kehilangan posisinya meski belum genap setahun menduduki jabatan tersebut. Tedjo bersama 5 orang lainnya, yakni Andi Widjajanto, Andrinof Chaniago, Rachmad Gobel, Indroyono Soesilo, dan Sofyan Djalil menjadi korban reshuffle jilid pertama di Kabinet Kerja (2014-2019). Posisinya digantikan Luhut Binsar Pandjaitan.

Rizal Ramli


Rizal Ramli masuk saat reshuffle jilid pertama menggantikan Indroyono Soesilo sebagai Menko Kemaritiman. Gaya Rizal yang kerap ceplas-ceplos memang sempat disoroti publik sebelum Presiden Jokowi menunjuknya jadi menteri.

Benar saja, ketika menjabat sebagai menteri, ia kerap terlibat perseteruan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kala itu, Sudirman Said.

Hal ini bermula saat perbedaan pandangan terkait blok Masela. Saat itu, Rizal menginginkan pengembangan Blok Masela menggunakan pipa di darat (onshore). Dengan sistem ini, ia berharap bisa ikut mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar.

Berbeda dengan Rizal, Sudirman Said justru menginginkan pengembangan Blok Masela menggunakan sistem kapal terapung atau (offshore).

Seperti Tedjo, Rizal hanya menduduki jabatan sebagai Menko Kemaritiman dalam waktu kurang dari setahun. Posisinya digantikan (lagi-lagi) oleh Luhut Binsar Pandjaitan.

Sudirman Said


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Sudirman Said terlibat perseteruan dengan Rizal Ramli dalam pengembangan Blok Masela.

Tak hanya itu, Sudirman juga melaporkan Setya Novanto kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) atas dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak PT Freeport.

Aksi ini menjadi sorotan publik, Sudirman juga dipanggil oleh MKD untuk diminta klarifikasinya perihal tuduhan tersebut. Kasus ini kemudian terkenal dengan nama 'Papa Minta Saham' di publik.

Nasib Sudirman berakhir sama dengan Rizal Ramli. Ia digantikan oleh Archandra Tahar pada reshuffle jilid kedua Kabinet Kerja.
Penulis :
Aditya Andreas