
Pantau - Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menanggapi nama Menko Polhukam Mahfud Md, Menparekraf Sandiaga Uno, hingga eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dikabarkan masuk radar bacawapres Ganjar Pranowo.
"Pak Mahfud Md iya, Pak Sandiaga Uno sudah dicalonkan PPP, kemudian Bung RK, iya. Kan tidak ada yang salah, itu benar semua yang disebutkan," kata Said menjawab 3 besar nama yang beredar antara RK, Mahfud dan Sandiaga, Kompleks Parlemen, Semayan, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Said menuturkan, pertemuan Mahfud dengan Ganjar beberapa waktu lalu bukan sinyal bacawapres. Meski begitu, Mahfud mengaku kala itu keduanya sedang memupuk ikatan.
"Nggak-nggak (sinyal Cawapres). Kan Mas Ganjar bertemu dengan berbagai figur publik, bertemu dengan berbagai tokoh pemimpin. Kan minta tolong, tidak langsung diterjemahkan. Kalau Pak Ganjar dengan Mahfud bonding, ya pasti bonding lah. Karena yang satu setidaknya representasi NU, Ganjar tidak jauh-jauh dari itu," ujar Said.
Said mempertimbangkan jika Mahfud pada akhirnya bakal mendampingi Ganjar di Pilpres 2024. Salah satunya, kedua tokoh mesti memiliki visi dan misi yang sama dalam membangun Indonesia.
"Pertimbangannya bukan karena itu (balas Budi di 2019) pertimbangannya yang pertama tentu kata bonding tadi, ada ikatan batin, ikatan batin apa dari sisi ideologis, dari sisi visi membangun Indonesia ke depan. Kemudian nyaman, kemistrinya dapat capres-cawapres," sambungnya.
Ketua Banggar DPR RI ini juga merespons pertemuan Ridwan Kamil atau Mahfud dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, pertemuan mereka wajar agar bisa dilihat dari berbagai perspektif.
"Kalau dari sisi visi kan tidak perlu ditanya, dari track record kan bisa dibaca. Kalau sekarang saya manggil orang untuk ketemu, disandingkan, ditanya, ya pasti orang yang dipanggil akan mendekatkan diri," ucap Said.
"Tapi setiap orang kan punya track record sudah ketahuan. Nggak jauh-jauh dari yang kalian sebutkan. InsyaAllah lah, Ibu Ketum itu kan melihatnya dari berbagai sisi kan, tidak mungkin apa yang menjadi diskursus publik, wacana publik, tiba-tiba Ibu Ketum jauh dari wacana yang menjadi wacana publik," pungkasnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino