
Pantau - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Saleh Partaonan Daulay semringah usai Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut partainya masih menanggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kadernya. Hal tersebut, kata Saleh, menjadi bantahan isu negatif soal hubungan Jokowi dengan KIM.
Saleh bilang, apa yang disampaikan Djarot itu mestinya bisa dimaknai semua kepentingan politik PDIP masih sejalan dengan Jokowi sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan. Saleh menyebut, selentingan kabar di media sosial dan masyarakat bisa langsung disampaikan ke Jokowi.
"KIM kan merasa tidak enak belakangan ini. Ada banyak isu yang berkeliaran tidak jelas. Ada yang bilang pemilu tidak jujur, ada kecurangan, ada manipulasi, dan lain-lain. Padahal, semua itu tanpa fakta dan bukti," ujar Saleh dalam keterangannya, Kamis (16/11/2023).
"Nah, Pak Djarot menyebut bahwa Jokowi masih kader PDI Perjuangan. Bukankah isu-isu yang berpotensi buat gaduh itu bisa disampaikan langsung ke presiden Jokowi? Semua pihak pasti meyakini bahwa Presiden Jokowi pasti akan mendengar dan mencari jalan solusi," sambungnya.
Saleh menuturkan, ada pun isu negatif yang kan berkembang, pasti banyak pihak yang dirugikan. Saleh mengatakan, tak hanya yang disasar dalam isu, namun juga bagi yang menggegerkan isu tersebut. Saleh menegaskan, masyarakat sudah lebih cerdas memilah-milih berita-berita yang beredar.
"Pernyataan Djarot ini sepertinya dapat dibenarkan. Apalagi, di tengah kemelut dan dinamika politik yang ada, Presiden Jokowi juga tetap merasa bagian dari PDI Perjuangan. Jokowi sangat menghormati semua tokoh-tokoh PDI Perjuangan, khususnya Ibu Megawati. Sampai sejauh ini, tidak ada pernyataan Jokowi yang dinilai menyinggung apalagi menyakiti pihak lain," ujar Saleh.
Saleh lalu mengungkit soal pilihan politik kedua putra dan menantu Jokowi, yakni Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution, mestinya dihormati semua pihak.
"Diaspora politik seperti ini tentu akan sangat mendewasakan semua pihak. Potret seperti ini sering ditemukan di daerah. Tidak ada yang mempersoalkan. Ini adalah konsekuensi kita memilih demokrasi sebagai jalan politik negara," ujarnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino