
Pantau - Watchdoc Productions menggebrak dengan merilis film terbaru berjudul ‘Dirty Vote’, tiga hari jelang pemungutan suara Pemilu 2024.
Sejak diunggah ke YouTube, film dokumenter ini telah mencuri perhatian dengan lebih dari 3.7 juta penonton dalam waktu 24 jam.
Sedikit flashback, pada tahun 2019, Watchdoc juga pernah mengeluarkan film kontroversial berjudul ‘Sexy Killer’ menjelang pemilu pada saat itu. Lalu, apa bedanya dengan ‘Dirty Vote’?
‘Sexy Killer’ mengungkap keberadaan elit politik dan jenderal TNI yang terlibat dalam bisnis tambang batu bara dan operasional PLTU di Indonesia.
Film tersebut menggambarkan dampak buruknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di Kalimantan, Bali, dan Jawa.
Sementara itu, ‘Dirty Vote’ mengungkap serangkaian kecurangan yang diatur secara sistematis untuk mendukung pasangan calon tertentu dalam Pemilu 2024.
Cerita film mencakup dugaan keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam mendukung pasangan calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dalam ‘Sexy Killer’, banyak pemegang konsesi tambang tidak melakukan reklamasi dengan baik, meninggalkan bekas tambang yang membahayakan warga sekitar.
Film ini bahkan meraih penghargaan Ramon Magsaysay Award pada 2021, menunjukkan dampak dan relevansinya yang besar.
Sementara itu, ‘Dirty Vote’ menggugah kontroversi dengan membahas dugaan manipulasi politik yang melibatkan pemerintah.
Berbagai pihak dari tim kampanye paslon yang bersangkutan memberikan tanggapan yang beragam.
TKN Prabowo-Gibran menilai film tersebut sebagai fitnah, sementara Timnas AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud melihatnya sebagai bahan edukasi politik yang penting bagi masyarakat.
- Penulis :
- Aditya Andreas