HOME  ⁄  Politik

AHY Kenang Momen Demokrat Keluar dari Koalisi, NasDem: Politik Itu Dinamis

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

AHY Kenang Momen Demokrat Keluar dari Koalisi, NasDem: Politik Itu Dinamis
Foto: politikus NasDem, Irma Chaniago (dok.istimewa)

Pantau - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengenang momen saat partainya ditinggalkan oleh Poros Perubahan pada Pilpres 2024. Menanggapi hal itu, Partai NasDem menilai bahwa mengingat perjalanan politik masa lalu adalah hal yang wajar untuk mengevaluasi strategi.

Koalisi Perubahan merupakan gabungan partai pendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, yang terdiri dari Partai NasDem, PKS, dan Partai Demokrat. Namun, dinamika politik berubah ketika Anies memilih Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari PKB sebagai cawapresnya, bukan AHY dari Demokrat. Akibatnya, Demokrat memutuskan hengkang dari koalisi tersebut.

"Tidak apa-apa mengingat perjalanan politik dan mengevaluasi strategi, itu memang harus dilakukan partai politik. Bukankah politik itu dinamis?" kata politikus NasDem, Irma Chaniago, kepada wartawan, Senin (24/2/2025).

Irma menegaskan bahwa dalam politik tidak ada istilah pengkhianatan atau meninggalkan, sebab politik selalu bergerak dinamis.

Baca Juga:
SBY Kembali Pimpin Majelis Tinggi Demokrat, AHY Lanjutkan Kepemimpinan Partai
 

"Menurut saya, dalam politik tidak ada yang namanya pengkhianatan atau meninggalkan. Kesepakatan dalam koalisi dari awal harus jelas dan tegas. Hindari komitmen yang tidak tertulis, karena dinamika politik bisa membuat strategi berubah sewaktu-waktu. Setiap pihak pasti punya pembenaran sendiri dalam mengambil sikap," ujarnya.

Irma juga menambahkan bahwa yang sudah berlalu sebaiknya dibiarkan berlalu, dengan mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.

"Yang lebih penting adalah masing-masing pihak dapat mengambil hikmah dari peristiwa itu. Tuhan telah menggariskan rezeki masing-masing, dan pada akhirnya ada pelajaran yang bisa dipetik," imbuhnya.

Sebelumnya, AHY dalam sambutannya di Kongres VI Partai Demokrat mengenang tantangan yang dihadapi partainya, termasuk saat ditinggalkan oleh koalisi.

"Sebagai partai oposisi, Demokrat memiliki keterbatasan ruang dan pilihan politik, terutama ketika dihadapkan pada konstelasi menuju Pilpres 2024," ujar AHY dalam Kongres VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

AHY menyebut bahwa saat itu Demokrat hanya memiliki satu pilihan, yaitu bergabung dengan Poros Perubahan. Namun, di tengah upaya menyusun strategi, partainya justru ditinggalkan oleh NasDem dan PKS.

"Politik adalah politik. Saat Demokrat tengah serius menata langkah dan berikhtiar di lapangan, kita kembali menghadapi ujian," kata AHY.

"Kita ditinggalkan begitu saja. Masih ingat?" tanyanya kepada para kader, yang serentak menjawab, "Masih."

Meski sempat menjadi kejutan besar bagi Demokrat, AHY mengaku mendapat pelajaran berharga dari peristiwa tersebut. Ia pun bersyukur karena akhirnya Demokrat mendapatkan peluang yang lebih baik dengan bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto.

"Kejutan itu sempat menggoyahkan kita dan membingungkan masyarakat luas. Namun, kita punya harga diri dan kehormatan," ujarnya.

"Kami bersyukur bahwa peristiwa tersebut justru membawa kita ke sesuatu yang lebih baik, di mana akhirnya terbuka jalan kebersamaan dengan Bapak Prabowo Subianto," pungkas AHY.

Penulis :
Ahmad Ryansyah

Terpopuler