Pantau - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak Kepolisian Republik Indonesia untuk menyapu bersih praktik premanisme dan begal yang belakangan ini kembali marak dan meresahkan masyarakat.
Sahroni mencontohkan aksi pemalakan yang terjadi di Pasar Baru, Kota Bekasi, pada Kamis, 3 April 2025, di mana dua preman berinisial TAP dan DI memalak seorang pedagang sayur dan bahkan mengacak-acak dagangannya.
"Belakangan kita tahu di pasar tradisional di Bekasi ada pemalak pedagang tradisional. Ini 'kan sangat menyusahkan," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Menurutnya, pedagang yang mencari nafkah secara halal seharusnya tidak dipalak atau ditindas dengan dalih apapun.
“Maka dari itu, saya mendorong Pak Kapolri (Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo) untuk membasmi semua preman pasar, sterilkan pasar tradisional dari segala aksi premanisme,” ujarnya.
Kasus Begal Menimpa Polisi, DPR Dorong Penindakan Sampai ke Akar
Ahmad Sahroni juga menyoroti maraknya kasus begal, termasuk yang menimpa anggota polisi sendiri.
Ia menyinggung kasus pembegalan terhadap anggota Satsamapta Polres Metro Bekasi, Briptu AA, yang terjadi di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, pada Rabu, 2 April 2025.
Dalam insiden tersebut, Briptu AA diserang menggunakan senjata tajam, dan sepeda motornya dirampas oleh pelaku.
Sahroni menyebut aksi seperti itu sangat membahayakan keselamatan masyarakat dan menunjukkan bahwa para pelaku tak lagi takut terhadap aparat hukum.
“Ini harus betul-betul ditumpas serius. Dengan berbagai insiden belakangan ini, kami di Komisi III DPR RI mendesak polisi agar tangkap, bubarkan, dan tindak serius para preman dan begal ini,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar aparat kepolisian menelusuri jaringan kejahatan tersebut hingga ke level atas dan memberikan sanksi hukum yang berat kepada para pelaku.
- Penulis :
- Pantau Community
