FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Sepakbola

Kalah 2-3 dari Arab Saudi, Timnas Indonesia Dinilai Gagal Jalankan Game Plan dan Lambat Beradaptasi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Kalah 2-3 dari Arab Saudi, Timnas Indonesia Dinilai Gagal Jalankan Game Plan dan Lambat Beradaptasi
Foto: (Sumber: Pesepak bola Timnas Indonesia Kevin Diks (kanan) bersama rekannya Ragnar Oratmangoen (kiri) berselebrasi usai mencetak gol penalti ke gawang Arab Saudi pada pertandingan putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (8/10/2025). Indonesia dikalahkan Arab Saudi dengan skor akhir 2-3. ANTARA FOTO/HO-PSSI/YU.)

Pantau - Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Arab Saudi setelah kalah dengan skor 2-3 dalam laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Kekalahan ini mendapat sorotan dari pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, yang menilai rencana permainan Indonesia gagal dieksekusi dan pelatih lambat merespons dinamika pertandingan.

"Game plan yang dibuat pelatih juga sesuai prediksi banyak orang. Sayangnya, game plan ini tidak bisa dieksekusi dengan baik," ujar Kusnaeni.

Lini Tengah Goyah, Skema Serangan Tak Berjalan

Dalam pertandingan tersebut, pelatih Patrick Kluivert menurunkan formasi 4-2-3-1. Duet Joey Pelupessy dan Marck Klok ditugaskan sebagai double pivot untuk mengantisipasi agresivitas serangan Arab Saudi di lini tengah.

Di lini depan, Kluivert menurunkan Miliano Jonathan di sisi kanan dan Beckham Putra di kiri untuk menembus pertahanan lawan dengan kecepatan.

Namun, duet gelandang bertahan yang dipasang justru tampil tidak solid. Keduanya sering kalah dalam duel dan kurang kompak, sehingga lini tengah dikuasai oleh Arab Saudi, terutama pada babak pertama.

"Lemahnya lini tengah membuat keseimbangan permainan jadi timpang," ujar Kusnaeni.

Kondisi ini berdampak pada serangan Indonesia yang menjadi tidak efektif. Bola lebih banyak diarahkan ke sisi sayap dan mudah dipatahkan oleh pertahanan Arab Saudi.

Respons Terlambat dan Minim Kreasi Serangan

Kusnaeni juga menyoroti respons pelatih yang dinilai lambat dalam melakukan perubahan strategi saat permainan tidak berkembang.

Setelah Indonesia tertinggal 1-2, permainan menjadi monoton dan minim kreativitas. Pergantian pemain pun terlambat, sehingga Indonesia kembali kebobolan di awal babak kedua.

Performa Timnas membaik setelah masuknya Ole Romeny dan Thom Haye. Keduanya memberikan kontribusi positif dengan memperkuat lini tengah dan mengarahkan serangan lebih terstruktur.

Namun, waktu yang tersisa tidak cukup untuk membalikkan keadaan.

"Sayangnya, tidak cukup waktu untuk mengejar gol tambahan dan membalikkan keadaan. Apalagi beberapa peluang kita juga gagal menjadi gol," ungkap Kusnaeni.

Evaluasi Wajib Jelang Laga Kontra Irak

Kusnaeni menegaskan bahwa kekalahan ini harus menjadi pelajaran penting bagi staf pelatih. Menurutnya, pelatih harus lebih jeli dalam menentukan susunan pemain serta berani dan cepat dalam mengubah taktik jika game plan awal tidak berjalan sesuai rencana.

Dalam laga berikutnya melawan Irak, Timnas Indonesia diharapkan tampil lebih solid, responsif, dan efisien dalam memanfaatkan peluang.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan