
Pantau - PT Waskita Karya (Persero) Tbk memperkuat penerapan transformasi digital dalam proyek LRT Jakarta Fase 1B untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan konstruksi di salah satu koridor perkotaan paling padat di ibu kota.
Proyek ini mencakup jalur sepanjang 6,4 kilometer yang menjadi bagian dari jaringan LRT Jakarta sepanjang 46,8 kilometer, serta meliputi pembangunan lima stasiun dan enam seksi pekerjaan utama.
"Proyek ini sedang dibangun melalui salah satu lingkungan umum yang paling menantang. Karena itu, kami berupaya memanfaatkan solusi digital inovatif untuk menangani kompleksitas konstruksi di lapangan," ujar perwakilan Waskita Karya.
Digitalisasi Teknis Minimalkan Gangguan dan Tingkatkan Presisi
Tantangan utama dalam proyek ini adalah lokasinya yang berada di kawasan padat, sehingga memerlukan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan, sekaligus menjaga jadwal dan meminimalkan gangguan bagi masyarakat sekitar.
Waskita Karya mengadopsi teknologi Building Information Modeling (BIM) dan solusi digital dari Bentley Systems, seperti drone fotogrametri, simulasi 4D, serta platform digital terintegrasi.
"Kami menggunakan platform digital terintegrasi yang menggabungkan data spasial, model BIM, dan jadwal pekerjaan dalam satu sistem. Hal ini memudahkan seluruh tim, baik teknis maupun non-teknis, untuk mengakses informasi proyek secara langsung dan mengambil keputusan dengan cepat," jelas pihak Waskita.
Dengan pendekatan digital ini, lebih dari 1.200 potensi kendala berhasil diidentifikasi dan diselesaikan sebelum konstruksi dimulai, menjadikan proyek ini lebih efisien dan presisi.
Simulasi 4D juga memungkinkan peralihan dari metode konvensional ke sistem konstruksi yang lebih terencana dan minim kesalahan.
Dampak Finansial dan Lingkungan yang Signifikan
Transformasi digital yang diterapkan menghasilkan dampak signifikan secara finansial dan operasional.
Penghematan biaya proyek mencapai USD 14,82 juta atau sekitar Rp245,8 miliar, serta efisiensi material senilai USD 7,3 juta atau sekitar Rp121,2 miliar.
Dari sisi operasional, efisiensi data meningkat hingga 80 persen, waktu pemodelan berkurang 40 persen, dan kebutuhan inspeksi fisik turun 20 persen.
Proyek ini juga membawa dampak positif terhadap lingkungan, dengan potensi pengurangan emisi karbon antara 4.000 hingga 5.500 ton per tahun.
"Transformasi digital adalah katalis bagi efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi perubahan strategis untuk menciptakan kota yang lebih hidup dan adaptif di masa depan," ungkap perwakilan Waskita.
Finalis di Ajang Internasional Going Digital Awards 2025
Berkat inisiatif digital yang diterapkan, proyek LRT Jakarta Fase 1B yang digarap Waskita Karya terpilih sebagai salah satu finalis dalam kategori Rail and Transit di ajang Going Digital Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Bentley Systems.
Dalam kategori tersebut, PT KAI keluar sebagai pemenang, mengalahkan Waskita Karya dan Network Rail dari Inggris yang mengajukan proyek Severn Tunnel Digital Twin.
Ajang ini diikuti oleh hampir 250 nominasi dari 47 negara dan terdiri atas 12 kategori yang menampilkan transformasi digital infrastruktur global.
Target penyelesaian proyek LRT Jakarta Fase 1B adalah tahun 2026, dengan harapan dapat mengurangi hingga 21 juta perjalanan kendaraan pribadi per tahun, sekaligus menurunkan jejak karbon kota secara signifikan.
- Penulis :
- Aditya Yohan