Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

Wamenkomdigi Nezar Patria: Literasi Digital Harus Ciptakan Kemandirian Teknologi dan Talenta Siap Industri

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamenkomdigi Nezar Patria: Literasi Digital Harus Ciptakan Kemandirian Teknologi dan Talenta Siap Industri
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menjadi narasumber dalam acara Reuni dan Seminar FAA PPMI bertema Oase Gelap Terang Indonesia di Auditorium Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Sabtu (25/10/2025). ANTARA/HO-Kemkomdigi/am.)

Pantau - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa pendekatan literasi digital saat ini difokuskan pada pembentukan kemampuan praktis dan kemandirian teknologi, agar seluruh lapisan masyarakat mampu berpartisipasi aktif dalam ekosistem ekonomi digital.

"Program literasi digital seperti yang kita kenal lima tahun lalu mungkin sudah berubah. Dulu lebih banyak berbentuk kegiatan massal, misalnya mengumpulkan ribuan orang dan memberikan ceramah singkat tentang penggunaan internet," ujarnya.

Dari Pengguna ke Pencipta Teknologi

Menurut Nezar, pendekatan literasi digital yang bersifat massal sudah mencukupi untuk level dasar dan kini saatnya diarahkan pada pendalaman yang lebih strategis.

Fokus pengembangan diarahkan untuk melahirkan generasi muda yang tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu menciptakan dan mengembangkannya.

"Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna. Mereka juga perlu memahami bagaimana membuat aplikasi dan mengembangkan teknologi," katanya.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) kini menyiapkan jalur pendidikan dan pelatihan digital yang lebih terarah melalui Program Digital Talent Scholarship.

Program ini menggandeng berbagai perusahaan teknologi global agar talenta digital Indonesia dibekali keahlian yang sesuai kebutuhan industri terkini.

"Melalui BPSDM dan Digital Talent Scholarship, kami memberikan beasiswa dalam dan luar negeri. Program ini kami sesuaikan dengan kebutuhan industri digital melalui pelatihan peningkatan kemampuan (upskilling) dan penyesuaian (reskilling)," jelasnya.

Integrasi Infrastruktur Digital Pemerintah dan Akses Internet Terjangkau

Di sisi infrastruktur digital, Kemkomdigi juga mendorong integrasi lebih dari 27.000 aplikasi dan 2.800 ruang server daerah ke dalam sistem Government Cloud atau Komputasi Awan Pemerintah.

"Ada sekitar 27.000 aplikasi dan lebih dari 2.800 ruang server di berbagai daerah. Semua ini perlu disatukan di bawah Government Cloud. Kami sedang menyusun aturan mainnya agar lebih aman, termasuk memperhatikan keamanan siber dan tata kelola data, mana yang tertutup, terbatas, maupun terbuka," ujarnya.

Nezar mencontohkan keberhasilan digitalisasi di daerah seperti Kota Sumedang, yang mengembangkan aplikasi pemantauan asupan protein ibu hamil dan balita, berdampak langsung pada penurunan angka stunting sebesar lima hingga enam persen.

Dalam aspek akses konektivitas, Kemkomdigi juga telah melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband.

Tujuannya adalah menyediakan internet berkecepatan 100 Mbps dengan tarif terjangkau antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan.

"Komdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband. Kami berharap operator yang memenangi lelang dapat menyediakan internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah," kata Nezar.

Layanan ini ditargetkan menjangkau 20 juta pengguna baru dalam tiga tahun, sehingga mendukung akses belajar, bekerja, dan berusaha dari rumah dengan koneksi yang stabil.

Nezar menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan tiga unsur utama dalam transformasi digital, yaitu manusia, infrastruktur, dan tata kelola data.

"Kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat, karena itu fokus pendidikan dan literasi digital harus terus menyesuaikan agar masyarakat mampu beradaptasi dan berdaya," pungkasnya.

Penulis :
Aditya Yohan