Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Proyek Satelit HBS Kominfo Disuntik Mati, Duit Negara Rp3,5 Triliun Terbuang Percuma?

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Proyek Satelit HBS Kominfo Disuntik Mati, Duit Negara Rp3,5 Triliun Terbuang Percuma?
Foto: Satelit Satria (instagram thalesaleniaspaces)

Pantau - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghentikan pengadaan proyek Hot Backup Satellite (HBS).

Berdasarkan pernyataan Bakti, proses perakit HBS yang dilakukan oleh Boeing sudah mencapai lebih dari 80% dan ditargetkan akan diluncurkan pada tahun 2023 ini. Namun ternyata satelit cadangan Satria-1 dianggap berisiko, sehingga Satgas Bakti Kominfo merekomendasikan untuk menghentikannya di tengah jalan.

"Satgas Bakti telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional Satria-1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen Bakti," kata Ketua Satgas Bakti Kominfo Sarwoto Atmosutarno dalam siaran persnya.

"Satgas Bakti Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama Bakti Kominfo (19 Oktober 2023)," sambungnya.

Sarwoto menambahkan, Satgas juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ) yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.

Dengan suksesnya peluncuran satelit Satria-1 dan menunggu pengoperasiannya, anggaran HBS akan direalokasikan untuk prioritas perluasan dan peningkatan akses dan konektivitas digital nasional.

Pengadaan proyek satelit HBS ini mencapai Rp 5,2 triliun. Pembayaran yang telah dilakukan oleh Pemerintah adalah senilai Rp 3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh Kemitraan Nusantara Jaya (KNJ).

Sebelumnya, satelit low earth orbit milik Elon Musk, yakni Starlink, akan memperluas jangkauan pasarnya di Indonesia. Setelah sebelumnya terjun di sektor korporasi, kini mereka ingin menyasar pasar ritel.

"Tidak-tidak seperti itu (proyek HBS dihentikan gara-gara Starlink). Itu kan baru belakangan," bantah Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong di Jakarta, Senin (23/10/2023).

Usman menyebut, proyek HBS ini dinilai terlalu besar yang nilainya mencapai Rp 5,2 triliun.

Sementara itu, satelit Satria-1 sudah berhasil diluncurkan ke slot orbit 146 derajat Bujur Timur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 18 Juni lalu.

"Kita sendiri masih harus siapkan anggaran untuk apa, Satria-1. Dia kan begitu masuk orbit, butuh anggaran lainnya, anggaran perawatan. Kalau yang tadi itu, proyeksi saja," kata Usman.

Adapun proyek satelit HBS dihentikan berdasarkan rekomendasikan Satgas Bakti Kominfo yang sudah dibentuk Menkominfo Budi Arie Setiadi untuk meninjau sejumlah proyek infrastruktur telekomunikasi yang dikerjakan oleh badan layanan umum (BLU) di bawah Kominfo itu.

"Jadi manfaat secara umum tidak spesifik, kebetulan saja Starlink mau masuk walaupun belum jelas juga begitu kan, karena mereka berat. Keberatan persyaratan yang kita ajukan," sebut Usman.

Penulis :
Fadly Zikry