
Pantau.com - Pemerintah Indonesia akan menampilkan beragam kemampuan sektor manufaktur nasional dalam menerapkan teknologi industri 4.0 pada pameran bergengsi Hannover Messe 2020 di Jerman.
Ini menjadi kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuan sektor manufaktur Indonesia di mata dunia, terutama dalam bertransformasi menuju era industri 4.
“Tampilkan wajah Indonesia sebagai negara emerging yang tengah melakukan transformasi ekonomi ke industri 4.0 yang berbasis riset dan inovasi, penting untuk kita tampilkan,” ujar Presiden Joko Widodo pada pengantar rapat terbatas mengenai Persiapan Hannover Messe 2020 dan World Expo Dubai 2020 dilansir dari laman Kementerian Perindustrian, Selasa (18/2/2020).
Baca juga: 4 Alasan Indonesia Layak Jadi Mitra Hannover Messe 2020
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi meminta persiapan gelaran Hannover Messe 2020 benar-benar dimatangkan secara detail. Pasalnya, Indonesia menjadi negara mitra resmi (official partner country) pada Hannover Messe 2022.
“Karena waktunya sudah sangat mepet sekali, tinggal dua bulan lagi, yaitu di bulan April, sehingga betul-betul persiapan yang matang,” paparnya.
Presiden juga menginginkan, pada ajang Hannover Messe 2010, Indonesia bisa menunjukkan sebagai negara yang menarik untuk diajak kerja sama, mulai dari pengembangan industri, energi ramah lingkungan, dan biodiesel.
Baca juga: Jadi Negara Mitra di Hannover Messe 2020, RI Pamer Kemampuan Industri 4.0
“Selain itu, kita memiliki potensi nikel terbesar di dunia yang nanti bisa menghasilkan lithium–ion battery yang berperan pada generasi masa depan,” tuturnya.
Sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi official partner Hannover Messe, Indonesia juga harus dapat mengambil manfaat dan peluang sebesar-besarnya bagi peningkatan ekonomi nasional. Bahkan, bisa sebagai pintu masuk promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi.
“Saya mendapatkan laporan bahwa di Hannover Messe nanti akan diikuti oleh 91 negara, dihadiri lebih dari 200 ribu pengunjung, 68% adalah CEO-CEO perusahaan besar dan diperkirakan akan mendorong sekitar 6,5 juta kontrak bisnis,” tukas Presiden Jokowi.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta