HOME  ⁄  Nasional

FPI Sebut TNI Didirikan Ulama, Begini Sejarah Singkat Terbentuknya TNI

Oleh Adryan N
SHARE   :

FPI Sebut TNI Didirikan Ulama, Begini Sejarah Singkat Terbentuknya TNI

Pantau.com - Ketua DPP FPI Slamet Maarif angkat bicara soal pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang mengancam akan membubarkan FPI jika tak taat hukum. Kata Slamet, ada aturan hukum yang berlaku di negara ini, semua ada aturan mainnya.

Ia pun meminta TNI agar tidak diadu domba dengan ulama karena sama-sama berjuang mempertahankan NKRI. Bahkan Slamet berujar jika TNI didirikan oleh ulama dan sudah sejak lama menyatu dengan umat Islam.

"Saya menasihati TNI bahwa TNI didirikan oleh ulama (Jendral Sudirman) dan dari dulu menyatu dengan umat Islam. Jadi TNI jangan mau diadu dengan ulama dan umat Islam. Saya yakin TNI tetap sehati dengan ulama dan umat Islam untuk mempertahankan NKRI," ujarnya kepada awak media, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: Penurunan Baliho HRS oleh 5 Orang Berseragam, Pangdam: Itu Perintah Saya!

Namun, bagaimanakah sejarah lahirnya TNI?

Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berdiri pada pada 22 Agustus 1945 adalah cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). BKR didirikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan tujuan menjaga keamanan di wilayah Indonesia.

Pembentukan BKR merupakan perubahan dari hasil sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 yang sebelumnya merencanakan pembentukan tentara kebangsaan. Perubahan tersebut akhirnya diputuskan pada tanggal 22 Agustus 1945 untuk tidak membentuk tentara kebangsaan. Keputusan ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan politik.

Anggota BKR saat itu adalah para pemuda Indonesia yang sebelumnya telah mendapat pendidikan militer sebagai tentara Heiho, Pembela Tanah Air (PETA), KNIL dan lain sebagainya. BKR tingkat pusat yang bermarkas di Jakarta dipimpin oleh Moefreni Moekmin.

Di Jakarta, para pemuda dan bekas PETA berhasil merumuskan struktur BKR sesuai dengan struktur keorganisasian zaman pendudukan Jepang. Para pemuda ini menamakan dirinya sebagai pengurus BKR tingkat pusat yang terdiri dari Kaprawi, Sutaklasana, Latief Hendraningrat, Arifin Abdurrachman, Machmud dan Zulkifli Lubis.

Sementara itu pembentukan BKR di luar Jakarta dipelopori oleh Arudji Kartawinata (Jawa Barat), Drg Mustopo (Jawa Timur), dan Soedirman (Jawa Tengah). Disamping BKR unsur darat, juga dibentuk BKR Laut yang dipelopori oleh bekas murid dan guru dari Sekolah Pelayaran Tinggi dan para pelaut dari Jawatan Pelayaran yang terdiri dari Mas Pardi, Adam, RE Martadinata dan R Suryadi. Khusus di Jawa Barat, Hidayat dan Kartakusumah sebagai bekas perwira KNIL bergabung dan memimpin BKR Balai Besar Kereta Api Bandung dan stasiun kereta api yang lain.

Baca juga: Pangdam Jaya: Kekuatan Kodam Jaya Ada 15.000, Kita Kerahkan

Terbentuknya BKR diumumkan Presiden Sukarno pada tanggal 23 Agustus 1945. Arudji Kartawinata diangkat sebagai komandan BKR kala itu. Hal itu menyusul setelah PPKI membentuk sejumlah alat kelengkapan negara. 

Selanjutnya, pada 5 Oktober di tahun yang sama melalui Dekrit Presiden, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan diubah lagi pada 26 Januari 1946 menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Nama tersebut kembali diubah pada 3 Juni 1947 menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dipakai hingga kini.

Penulis :
Adryan N

Terpopuler