
Pantau.com - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D beri kuliah umum penguatan Ideologi Pancasila bagi sivitas akademika UIN Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Acara ini digelar di Auditorium 22 Dzulhijjah UINSI, Selasa (29/6).
Berdasarkan penuturan Rektor UINSI Prof. Dr. Muhammad Ilyasin, M.Pd dalam sambutannya, kuliah umum ini merupakan kuliah umum perdana yang digelar UINSI pasca bertransformasi dari IAIN Mei 2021 lalu.
Dalam kuliahnya Kepala BPIP menjelaskan mengenai pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia, sebagai simpul perbedaan dan keragaman yang dimiliki oleh bangsa ini. Untuk itu ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya sivitas akademika UINSI untuk bersyukur atas nikmat yang luar biasa ini. "Tanpa Pancasila, bangsa Indonesia akan tercerai berai", ungkap pria kelahiran Balikpapan ini.
Baca juga: Plt. Sestama BPIP: Perbedaan Bukan untuk Alasan Memantik Permusuhan
Prof. Yudian juga menjelaskan sekaligus meluruskan tudingan Pancasila sebagai thagut. "Tuduhan Pancasila sebagai thaghut itu tidak benar. Karena esensinya (Pancasila) itu qur'ani," jelas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini.
Lebih lanjut ia menyampaikan, sebutan thaghut seringnya, dalam Al-Qur'an ditujukan kepada Fir'aun. Ada tiga alasan mengapa Fir'aun disebut sebagai thaghut, yakni, ia mengaku sebagai Tuhan, melakukan penindasan dan perbudakan terhadap manusia dan melakukan genosida (bayi laki-laki bangsa Yahudi yang baru lahir).
Pancasila jelas berbeda dengan konsep thogut tersebut. "Pancasila tidak ada itu (bukan Tuhan), Pancasila justru membebaskan bangsa ini dan melindungi bangsa ini. Itu beda, esensinya beda", tandasnya.
Selain kuliah umum, Kepala BPIP dan Rektor UINSI juga meneken tanda tangan nota kesepahaman (MoU) antara BPIP dengan UINSI. Dalam kesempatan ini, Rektor UINSI menyampaikan dukungannya terhadap kinerja-kinerja BPIP.
“Tugas BPIP adalah tugas yang sangat mulia, garda terdepan yang mengawal ideologi negara Pancasila, diperlukan dukungan dari seluruh komponen bangsa aini termasuk bangsa ini. Saya ingin mengatakan bahwa UINSI siap bergabung dan siap menyatakan bekerja sama dengan BPIP," ungkapnya.
Baca juga: BPIP Teken MoU dengan DPR RI Terkait Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila di Masyarakat
Ia juga menyampaikan pentingnya melakukan inovasi dalam melaksanakan Pembinaan Ideologi Pancasila. “Pancasila merupakan produk sejarah yang monumental, merawatnya butuh kesabaran dan ketelatenan dibutuhkan cinta dan semangat yang tinggi, apa yang saya maksudkan disini, saya ingin mengatakan bahwa pembinaan Pancasila itu tidak bisa dilepaskan dari aspek sejarah. Memerlukan kecermatan kita untuk berinovasi dalam merawatnya, dan yang terpenting adalah harus mengakomodir kedisinian, atau local wisdom", jelasnya.
Dalam akhir kuliahnya Prof. Yudian meminta dukungan dari sivitas akademika terkait dengan Pancasila yang akan menjadi mata pelajaran kembali, mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi, dan RUU BPIP agar segera disahkan.
rn- Penulis :
- Adryan N