Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Muktamar ke-48 Muhammadiyah Dilakukan Secara Hybrid November Mendatang

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Muktamar ke-48 Muhammadiyah Dilakukan Secara Hybrid November Mendatang
Pantau Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan menggelar Muktamar ke-48 pada November 2022. Acara ini berlangsung secara dua tahap, yaitu secara daring tanggal 5 November 2022 dan luring pada 19-20 November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebut, pada tahap daring, PP Muhammadiyah akan mendengarkan tanggapan para peserta Muktamar terkait materi yang diberikan.

"Kami sudah mengirim materi Muktamar yang terdiri atas laporan PP Muhammadiyah, program kerja Muhammadiyah 2022-2027, risalah Islam berkemajuan, dan isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal," jelas Abdul Mu’ti.

Pada acara Muktamar secara luring akan dibuka oleh sambutan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ditutup oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Dalam tahap itu, akan membahas agenda utama mengenai pemilihan pimpinan Muhammadiyah periode 2022-2027. Saat ini, telah terdapat 94 calon pimpinan yang telah terseleksi dan terverifikasi oleh panitia pemilihan.

Mu'ti menjelaskan arti tema Muktamar yakni 'Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta'. Menurutnya, tema ini mengandung dua frasa. Frasa pertama, 'Memajukan Indonesia' yang artinya terdapat empat pengertian.

Pertama, Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai bagian dari Indonesia. Dengan kata lain, Muhammadiyah mengakui eksistensi negara Indonesia sebagai satu negara.

Kedua, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab dalam sejarah sebagaimana ikut turut serta dalam mendirikan NKRI. Bahkan, turut dalam merumuskan dasar negara dan menegakkan kedaulatan negara.

Ketiga, Muhammadiyah melihat bahwa banyak hal di negara ini yang membuat mereka harus lebih hadir. Hal ini dikarenakan Muhammadiyah melihat banyak persoalan yang dialami oleh bangsa Indonesia ini terutama pasca pandemi Covid-19.

Keempat, Muhammadiyah berusaha untuk lebih hadir dengan peran-peran yang selama ini telah dilakukan. Tidak hanya peran dalam bidang sosial atau keagamaan, tetapi juga peran dalam wilayah kebangsaan dan kenegaraan.

"Muhammadiyah melihat Indonesia sekarang ini perlu para negarawan dan pemimpin yang memiliki integritas, kapasitas, dan juga bisa menjadi teladan dalam kepemimpinan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan,” lanjutnya.

Frasa kedua, 'Mencerahkan Semesta' merupakan bagian dari aktivitas Muhammadiyah untuk mengembangkan dakwah di kancah dunia atau Internasionalisasi Muhammadiyah.

Hal ini dikembangkan oleh Muhammadiyah untuk memperluas jejaring dan mitra dari berbagai kalangan untuk menghadirkan Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Itulah kira-kira gambaran umum dari tema acara sehingga Muhammadiyah dituntut untuk lebih terlibat dan hadir dengan percaya diri di kancah keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal," pungkasnya.
Penulis :
Aditya Andreas