
Pantau.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, tak ingin mengambil contoh dari China soal cinta tanah air karena tak ingin disebut komunis. Dirinya lantas memilih Amerika Serikat, dimana rakyat dari Negeri Paman Sam itu begitu menghormati protokol kenegaraan.Beberapa waktu lalu, sempat terjadi pro dan kontra perihal Megawati yang meminta Presiden Joko Widodo agar tidak terlalu memanjakan kalangan milenial.
Baca juga: Milenial Jangan Dimanja Tuai Pro dan Kontra, Megawati Santai
Karena itu, sebagai pemimpin tertinggi partai, Megawati mengaku dirinya kerap masih belum merasa puas sepenuhnya dengan para kader partai yang mayoritas adalah kalangan milenial. Bagi Megawati, kalangan milenial adalah yang lahir mulai tahun 1980-an.
Putri dari Presiden RI pertama, Ir Soekarno itu kerap melihat masih ada kader yang tak serius ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, dan menaikkan bendera Merah Putih. Padahal sejatinya itu adalah protokol kenegaraan.
Bahkan Megawati mengambil contoh dari Amerika Serikat soal rakyatnya yang disiplin dan taat. Dirinya tak ingin mengambil contoh dari China, pasalnya tak ingin dibilang komunis."Karena apa? Siapa yang akan membela dan menghormati negara kita kalau bukan kita sendiri?" kata Megawati dalam Rapat Koordinasi Bidang DPP PDIP dengan tema Gerakan Menanam dan Politik Anggaran: Kebijakan Terobosan Investasi, secara daring, Sabtu 31 Oktober 2020.
Baca juga: Megawati pada Kader PDIP: Jangan Terlena Kemenangan 2 Kali Berturut-turut
"Kalau di Amerika. Saya tak mau bilang di RRC, nanti saya dibilang komunis pula. Di Amerika itu, rakyatnya itu kalau dengar lagu kebangsaannya, itu langsung berdiri," tambah Megawati."Saya butuh kader yang punya jiwa raga, fighting spirit. Makanya saya bilang jangan manjakan milenial. Apa baktinya bagi negeri ini. Bagi saya milenial ini kan itu lahir sekitar tahun 1980-an. Ya kalian ini banyak juga. Jangan mejeng saja. Harus berbuat. Jangan ada di partai ini kalau tidak (berbuat)," pungkas Megawati.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta