
Pantau - Politisi PDIP Deddy Yevri Sitorus menilai, kunjungan Anies Baswedan ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai tindakan yang tidak sopan.
Hal ini merespons pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali yang menyebut, bisa saja Gibran dipertimbangkan menjadi pendamping Anies.
"Saya tidak tahu apakah itu ada hubungan dengan pernyataan Ahmad Ali. Kalau benar ada, maka apa yang dilakukan Anies itu tidak sopan," kata Deddy, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Pertemuan Anies-Gibran Dianggap Pecah Belah, Demokrat: Pendapat Subjektif!
Menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu seharusnya paham jika Gibran adalah kader PDIP. Oleh karena itu, Gibran wajib mengikuti aturan internal partai.
"Seharusnya, Anies memahami bahwa Gibran terikat dengan aturan yang ada di internal PDIP," ujarnya.
Terkait peluang Gibran mendampingi Anies, Deddy menegaskan hanya bisa ditentukan oleh Megawati. Ia berkata, hal tersebut merupakan amanah Kongres V PDIP.
Baca Juga: Temui dan Puji Gibran, Anies Dinilai Memecah Belah PDIP
Lebih lanjut, anggota Komisi VI DPR RI ituberpendapat, agenda pertemuan Anies dengan Gibran hanyalah suatu bentuk eksistensi dan pencitraan politik.
"Ini untuk menjaga momentum agar Anies tidak menghilang dari media akibat gegap gempita KTT G20, jadi cuma panggung politik untuk eksistensi," katanya.
Deddy menambahkan, apa yang dilakukan Anies Baswedan hanya gimmick politik tanpa niat tulus. Ia menyayangkan sikap Anies yang melakukan akrobat politik kepada Gibran.
"Saya lebih melihatnya sebagai dansa-dansi politik murahan dan menampar muka Presiden yang sedang konsentrasi untuk memperjuangkan Indonesia dan dunia di perhelatan G20," tandasnya.
Hal ini merespons pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali yang menyebut, bisa saja Gibran dipertimbangkan menjadi pendamping Anies.
"Saya tidak tahu apakah itu ada hubungan dengan pernyataan Ahmad Ali. Kalau benar ada, maka apa yang dilakukan Anies itu tidak sopan," kata Deddy, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Pertemuan Anies-Gibran Dianggap Pecah Belah, Demokrat: Pendapat Subjektif!
Menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu seharusnya paham jika Gibran adalah kader PDIP. Oleh karena itu, Gibran wajib mengikuti aturan internal partai.
"Seharusnya, Anies memahami bahwa Gibran terikat dengan aturan yang ada di internal PDIP," ujarnya.
Terkait peluang Gibran mendampingi Anies, Deddy menegaskan hanya bisa ditentukan oleh Megawati. Ia berkata, hal tersebut merupakan amanah Kongres V PDIP.
Baca Juga: Temui dan Puji Gibran, Anies Dinilai Memecah Belah PDIP
Lebih lanjut, anggota Komisi VI DPR RI ituberpendapat, agenda pertemuan Anies dengan Gibran hanyalah suatu bentuk eksistensi dan pencitraan politik.
"Ini untuk menjaga momentum agar Anies tidak menghilang dari media akibat gegap gempita KTT G20, jadi cuma panggung politik untuk eksistensi," katanya.
Deddy menambahkan, apa yang dilakukan Anies Baswedan hanya gimmick politik tanpa niat tulus. Ia menyayangkan sikap Anies yang melakukan akrobat politik kepada Gibran.
"Saya lebih melihatnya sebagai dansa-dansi politik murahan dan menampar muka Presiden yang sedang konsentrasi untuk memperjuangkan Indonesia dan dunia di perhelatan G20," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas