
Pantau.com - Seorang kandidat anggota parlemen federal dari Partai Liberal Nasional (LNP) Australia terkenal meminta maaf atas komentar pedasnya di media sosial yang mengancam akan membahayakan umat Islam.
Melansi ABC News, Minggu (6/1/2019), mantan tentara dan penerima penghargaan Tokoh Pemuda Australia Tahun 2018 asal Queensland Phillip Thompson mengunggah komentar pedasnya itu di akun Facebook miliknya pada 2012 setelah berlangsungnya protes keras di Sydney dalam menanggapi sebuah film yang menggambarkan Nabi Muhammad sebagai seorang pedofil.
Thompson menyalahkan stres pasca-trauma yang dialaminya setelah berdinas di kemiliteran atas ungkapan emosionalnya tersebut.
Baca juga: Peneliti: Media Sosial Tingkatkan Risiko Tinggi Depresi bagi Remaja Perempuan
Phillip Thompson ketika itu memposting komentar di Facebook dan mengatakan "Saya paham apa yang dilakukan im (sic) pekan ini saya akan mengajukan izin penggunaan senjata, beri saya M4 dan kirim ke Sydney dan saya akan membereskan masalah itu (sic) ".
Pada Sabtu (5 Januari 2019) Thompson mengaku dia sedang berada dalam suasana emosi yang sangat buruk setelah diberhentikan dari militer dan merasa malu dengan komentarnya tersebut.
"Pada 2009 saya terluka di Afghanistan dan saya menjalani masa yang sangat gelap untuk mengobati diri saya sendiri melalui gangguan stres pasca-trauma. Saya melihat beberapa ekstremis di TV melakukan unjuk rasa, menyerukan pemenggalan kepala, dan saya membuat komentar yang membuat saya malu dan sangat saya sayangkan," ucapnya.
Baca juga: Hati-hati Bawa Power Bank di Atas Pesawat, Nanti Kejadian Seperti Ini
"Saya sangat minta maaf atas kesusahan yang mungkin saya sebabkan dengan komentar saya," tambahnya.
Phillip Thompson mengatakan dia menghendaki unggahnya itu dihapus sebelum pemilihan.
"Orang-orang Townsville layak untuk mengetahui siapa yang mereka pilih, mereka layak untuk mengetahui kisah buruk dan segala hal tentang kandidatnya. Komentar itu tidak mencerminkan siapa saya hari ini," kata Thompson
Informasi yang didapatkan ABC mengatakan kantor Perdana Menteri mengetahui komentar Phillip Thompson ini sebelum ia menyampaikan permintaan maaf ke publik.
- Penulis :
- Noor Pratiwi