
Pantau.com - Theresa May akan tetap menjadi Perdana Menteri Inggris setelah memenangkan pemilu dengan 200 suara, Sementara 117 suara menolaknya. Serta, 48 suara tidak percaya dari anggota parlemen.
'”Ini adalah hari yang panjang dan menantang, tetapi pada akhirnya, saya senang telah menerima dukungan rekan-rekan saya dalam pemungutan suara malam ini.” kata Theresa May, seperti dilansir dari Metro, Kamis (13/12/2018).
“Saya bersyukur atas dukungan itu, sejumlah besar rekan melakukan pemungutan suara terhadap saya, dan saya mendengarkan apa yang mereka katakan.”
Baca juga: Promosikan Brexit di Media Sosial, Inggris Habiskan Rp1,7 Miliar dalam Sepekan
May melanjutkan, usai dinyatakan menang pemilu, ia akan kembali fokus dalam proses negosiasi Brexit. Menurutnya, urusan itu memilki pengaruh bagi Inggris.
“Setelah pemungutan suara ini, kita perlu melanjutkan tugas memberikan Brexit untuk orang-orang Inggris dan membangun masa depan yang lebih baik untuk negara ini.” kata dia.
Ia menegaskan akan melawan seluruh kudeta terhadapnya. Brexit, kata dia, akan menjadi beresiko bagi Inggris jika ia tidak lagi menjabat Perdana Menteri.
”Saya akan melawan semuanya (kudeta). Beresiko bagi Inggris jika Brexit tidak saya urusi,” pungkasnya.
Baca juga: Tak Ingin Kecolongan Disusupi Pembunuh Khashoggi, Ini yang Dilakukan PM Inggris
May akan kembali memimpin Inggris setelah sempat kalah dalam pemilihan sela pada 2017 lalu.
May diangkat menjadi menteri bayangan untuk mengurusi bidang pendidikan dan menjadi bagian partai konservatif. Ia juga pernah menjabat sebagai menteri dalam negeri.
- Penulis :
- Widji Ananta