Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Dolar Naik, Makan Daging Makin Mahal

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Dolar Naik, Makan Daging Makin Mahal

Pantau.com - Nilai tukar rupiah pagi ini menembus angka Rp14.073 per dolar Amerika Serikat. Dalam hal itu tentunya komoditas paling yang rawan naik adalah daging kerbau dan sapi.

Pasalnya kebutuhan daging sapi di Indonesia cukup tinggi sehinga impor dari Australia dan Selandia Baru masih dibutuhkan. Menurut Ketua Komite Daging Sapi Jakarta, Sarman Simanjorang menegaskan, bahwa untuk daging kerbau pihaknya menilai tidak akan ada kenaikan pasalnya Bulog sudah melakukan penyetokan dari jauh-jauh hari.

"Kalau daging kerbau saya lihat kayaknya belum ada kenaikan di pasar. Karena stoknya sudah ada sejak 1-2 bulan lalu," ujarnya kepada pantau.com, Rabu (9/5/2018).

Baca juga: Duh! Pensiun Dari BNN, Buwas Malah Jual Kopi 'Ganja'

Sarman lebih mengkhawatirkan jika Bulog juga tidak memilik stok daging sapi seperti daging kerbau, sehingga nantinya pembelian daging sapi baru tentunya akan jauh lebih mahal.

Pihaknya tidak memungkiri bahwa jika untuk daging sapi yang dibeli satu atau dua minggu kedepan pastinya akan naik. Pasalnya pembelian mereka juga mengikuti kurs dolar.

"Otomatis naik, tapi harganya nanti pasti kita sesuaikan dengan kenaikan dolar juga. Dan tentunya ini pasti akan berpengaruh ke konsumen di bawah," jelasnya.

Baca juga: Anda Pengusaha? Awas Kena Dampak Pelemahan Rupiah

Apalagi kurang lebih satu setengah bulan kedepan, kebutuhan daging sapi akan meningkat 3 sampai 4 kali lipat.

"Puncaknya itu pas lebaran, pasti akan naik," pungkasnya.

Sementara dari kanal info pangan harga daging sapi yang naik merupakan jenis daging sapi has (paha belakang) naik Rp600. Kenaikan tertinggi harga daging sapi ada di Pasar Senen senilai Rp10.000, jadi Rp130.000 perkilogram. 

Penulis :
Nani Suherni