If America shoots at #China first, President of the #Philippines #RodrigoDuterte says he will shoot next... so watch this space!
.
.
.#SouthChinaSea #Duterte #Trump #POTUS #WW3 #Philippines #China #war

Pantau.com - Jika Amerika Serikat ingin Filipina untuk memerangi China, militer AS harus datang terlebih dahulu dan menembakan misil pertamanya, demikian pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Sekarang saya katakan, bawa pesawat dan kapal Anda ke Laut China Selatan, kemudian tembakan misil pertama. Kami akan disini di belakang anda. Silahkan, mari kita perang," tambahnya, dikutip Russian Times, Selasa (9/7/2019).
Sebelumnya Dutrte juga mengatakan AS hanya menjadikan negaranya sebagai umpan. "Amerika selalu mendorong kita membuat saya sebagai umpan. Apa yang Anda pikir tentang Filipina, cacing tanah?," ucap Duterte dalam sebuah pidato di Provinsi Leyte, pada pekan lalu, yang baru dilaporkan media lokal pada Minggu, 7 Juli.
Baca juga: Rodrigo Duterte: Saya Menyesal Jadi Presiden Filipina
Penyataan Duterte itu datang usai pemerintahan di Manila menemukan bahwa negara itu terjepit di antara tuntutan AS untuk berlaku lebih keras terhadap China dan ekspansi Maritim Beijing di Laut China Selatan, khususnya kepulauan yang diklaim oleh Filipina.
Amerika Serikat mengetahui China tengah membangun sebuah pulau, kata Duterte, dan mencatat bahwa Angkatan Laut AS memiliki armada ketujuh yang ditempatkan di Jepang.
"Mengapa mereka tidak mengirimkan kapal perang ke Spratly dan mengatakan China seharusnya tidak membangun pulau buatan di wilayah yang dilarang oleh hukum internasional dan faktanya, China membangun di wilayah zona ekonomi eksklusif Filipina," tanya Duterte.
"Mereka (AS) membiarkan China membangunnya, semua senjata dan rudal telah terpasang di pulau itu," tambahnya.
Baca juga: Akhirnya, Aksi Koboi Duterte Bakal Diinvestigasi PBB
Sebelumnya, pada Juni silam, sebuah kapal nelayan Filipina ditenggelamkan oleh kapal China, dengan 22 awak kapal yang tersisa melarikan diri di tengah lautan.
"Kita tidak pernah bisa memenangkan perang dengan China. Saya tidak akan memerintahkan tentara pergi ke mulut neraka untuk mati tanpa perlawanan. Saya tidak bisa melakukan itu."
Ini bukan pertama kalinya Duterte telah melontarkan kata-kata keras untuk sekutunya, Amerika. Pada bulan Mei, ia menuduh AS terlalu bossy dan tidak memiliki kehormatan dalam kesepakatan senjata.
Ribuan orang telah tebunuh di Filipina sejak Duterte menyatakan perang terhadap narkoba, menurut organisasi HAM Barat. Amnesty Internasional bahkan menyerukan penyelidikan kepada Presiden Filipina itu terhadap kejahatan terhadap kemanusiaan.
- Penulis :
- Noor Pratiwi