HOME  ⁄  Internasional

Eks Analis CIA: Iran Berhasil Bikin Trump Ribut dengan Intelijen AS

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Eks Analis CIA: Iran Berhasil Bikin Trump Ribut dengan Intelijen AS

Pantau.com - Pertengkaran Presiden Donald Trump dengan kepala intelijen AS atas Iran terus berlanjut. Trump secara mengejutkan komunitas intelijen AS dengan meragukan investigasi tersebut.

Diketahui, Kepala intelijen AS Dan Coats melukiskan gambaran mengerikan tentang dunia yang penuh bahaya. Hal itu juga lantaran bertentangan dengan optimisme pemerintahan Trump terhadap Korea Utara dan pesimisme terhadap Iran serta Russiagate.

Kata-kata Coats sangat kontras dengan retorika hawkish yang digunakan Trump terhadap Iran saat masih dalam jalur kampanye sejak mengambil alih Gedung Putih. 

Baca juga: Intelijen AS: Iran, Korea Utara hingga Rusia adalah Bahaya Terbesar Dunia

Seorang mantan analis CIA John Kiriakou percaya bahwa bentrokan yang tidak biasa antara pemimpin AS dan mata-matanya sendiri bukanlah hal yang tidak biasa bagi Trump, karena presiden AS saat ini bukan politisi profesional dan tidak mempercayai pemerintah.

"Di sisi lain, Direktur Intelijen Nasional, direktur CIA, FBI adalah pejabat intelijen karir, mereka telah di intelijen selama beberapa dekade. Jadi, mereka sangat banyak bagian dari apa yang sekarang orang sebut 'keadaan dalam'," katanya, dilansir dari RT, Jumat (1/2/2019).

Selain itu, Trump pada umumnya tidak cenderung mempercayai siapa pun dengan dirinya sendiri. "Dia percaya apa yang ada di ususnya, dan tidak ada yang bisa kau katakan yang akan mengubah pikirannya."

Di dalam lingkaran Trump, sambung Kiriakou, yang meliputi Penasihat Keamanan Nasional John Bolton dan Senator Tom Cotton (R-AR), keduanya dikenal karena pandangan militeristik garis keras mereka tentang kebijakan luar negeri, tidak membantu meredakan ketegangan.

“Dia ingin markasnya, dia ingin para pengikutnya mengerti bahwa dialah yang bertanggung jawab. Mereka tidak bertanggung jawab. Mereka dapat menghasilkan kesimpulan intelijen apa pun yang mereka inginkan, tetapi dialah yang memiliki kata akhir. ”

Baca juga: Viral! Ribuan Umat Muslim Serang NIKE Setelah Temukan Lafaz Allah di Sepatu Air Max

Ia melanjutkan, pertengkaran antara Trump dan komunitas intelijen membuat citra negara menurun. Kebuntuan semacam itu tidak mungkin terulang begitu Trump digantikan oleh seseorang yang akan melaksanakan kebijakan luar negeri arus utama.

"AS akan kembali ke posisi normal pada akhirnya," ujar Kiriakou.

FBI 'bias secara politis' terhadap Trump

Sejak dimulainya penyelidikan penasihat Khusus FBI Robert Mueller, yang berulang kali mengecamnya sebagai "perburuan penyihir," Trump telah menyerang mantan Direktur FBI James Comey.

Tak hanya itu, ia juga mengklaim bahwa pangkat dan arsip (intelijen AS) membuat ia muak.

Kiriakou mengatakan bahwa FBI juga tidak menganggap tinggi presiden, dengan alasan bahwa agensi memimpin kampanye untuk menggulingkannya dari jabatan dengan kemungkinan dakwaan dalam penyelidikan Rusia.

“Banyak dari mereka memiliki masalah dengan Donald Trump. Saya pikir mereka mengejar Donald Trump dan banyak rekannya karena masalah politik yang mereka miliki," terangnya.

"FBI bisa dan memang bias politik," kata Kiriakou, mencatat bahwa pemimpin sangat bermain dalam politis liberal.

Penulis :
Widji Ananta