
Pantau.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan bahwa pejabat publik atau pun elite politik seharusnya lebih bisa mengkontrol postingannya di media sosial.
Hal tersebut menanggapi Waketum partai Gerindra Gerindra Fadli Zon yang memposting video yang seolah meneruskan nyanyian politik 'Potong Bebek Angsa'. Dia menyebut video yang memuat tudingan soal PKI itu sebagai video kreatif.
"Sudah semestinya pejabat publik, elit politik melakukan tindakan yang menyatukan semua elemen bangsa. Bukannya tindakan yang provokasi apalagi kemudian yang cenderung punya sentimen buruk pada kelompok politik yang lain," cetus Titi ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).
Titi menilai seharusnya postingan-postingan yang sifatnya bias tidak dilakukan ataupun disebar kepada publik.
"Pejabat publik yang baik adalah pejabat yang mampu betul-betul menjaga persatuan di antara masyarakatnya dan tidak menciptakan spekulasi apalagi kontroversi yang berimbas buruk di masyarakat," tegasnya.
Sekedar info, sy terima video tsb via WA, kreatif sekali. Sy namakan sj video kraetif itu "Goyang Bebek Angsa". #pilpresgembira
— Fadli Zon (@fadlizon) September 21, 2018
Baca juga: Mendapat Nomor Urut Dua, Ini Filosofi Angka Dua Bagi Sandiaga
Sementara disisi lain, para penegak hukum juga dimintanya untuk aktif mengantisipasi persoalan ini. Ia berharap Polri dalam hal ini menegakan hukum hanya tajam ke bawah tapi ke atas tidak.
"Semua yang punya tendesi menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, polisi mestinya bisa proaktif. Jadi kalau kita igin memberi efek jera, efek itu harus dimulai dengan bertindak setera untuk aemua warga indonesia maupun pejabat atau masyarakat biasa," ungkapnya.
Titi sangat yakin jika para penegak hukum kita lebih baik lagi dalam menegakkan keadilan, hal semacam cuitan Wakil Ketua DPR RI itu tak akan kembali muncul di jejaring sosial.
"Jadi ini pelajaran bagi pejabat publik kita untuk tidak menggunakan medsos untuk melahirkan atau melakukan spekulasi-spekulsi yang tidak bermanfaat," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni