
Pantau.com - Wakil Presiden RI periode 2009-2014 yang juga Mantan Menteri Keuangan periode 2001-2004, Boediono meminta agar pemerintah dapat melakukan pencegahan sebaik mungkin untuk mengantisipasi krisis di Indonesia.
Boediono mengatakan hal ini agar risiko dari guncangan ekonomi nantinya dapat ditekan seminimal mungkin. Sebab kata dia, saat krisis terjadi maka akan penuh ketidakpastian.
"Kalau ada krisis, tanganilah sebaik mungkin dan sedini mungkin dengan preventive action dan menghitung dampak kalau opsi ini ada, maka opsi mana paling riskan, ambil opsi dengan risiko total minimal meskipun dengan biaya yang lebih besar, tapi bisa mengurangi ketidakpastian dari dampak suatu krisis," ujarnya saat pemaparan dalam Peringatan Hari Pajak 2019, di kantor DJP, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).
Baca juga: Pajak Makin Digital, Sri Mulyani: Tidak Bisa Hanya dengan Tambah SDM
Hal ini kata dia, bercermin dari krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998. Dimana kerusakan di berbagai sektor sudah banyak terjadi sehingga saat krisis terjadi beban ekonomi menjadi lebih berat.
"Sudah terlanjur alami kerusakan di sektor riil, hilangnya pekerjaan dan juga sektor keuangan, sektor perbankan kita macet karena banyak hal," paparnya.
Akhirnya kata dia, krisis tahun 1997-1998 terjadi kerusakan luar biasa. Bukan hanya pada APBN yang kemudian anjlok akibat penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), lapangan pekerjaan hilang, angka pengangguran dan harga kebutuhan juga meningkat.
Baca juga: Sri Mulyani Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo Adalah Wujud Persatuan
"Karena 98 itu PDB kita hampir turun 16 persen, sepertujuh kuenya hilang, lapangan kerja hilang, waktu itu rame sekali, banyak orang nganggur, harga harga juga tinggi," katanya.
"Harga beras yang jadi fundamental naik 2-2,5 kali dalam satu tahun. Bayangkan kalau itu terjadi pada masa sekarang, oleh sebab itu ini jadi pelajaran," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni