
Pantau.com - Santer beredar kabar Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat akan berlabuh ke koalisi Jokowi-Ma'ruf dalam waktu dekat. Hal itu lantaran keduanya menunjukkan sikap politik berbeda setelah KPU mengumumkan hasil resmi perolehan suara Pemilu 2019.
Menanggapi hal itu, Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate mengungkapkan memang untuk pembagian kursi kabinet, merupakan hak prerogratif presiden. Akan tetapi, NasDem meminta kepada PAN dan Demokrat jika ingin bergabung ke koalisi harus menunjukkan DNA yang jelas.
"Kalau bergabung di kabinet, ya sikap politiknya juga harus jelas DNA-nya, jangan di kabinet iya, keluar dari situ menentang kebijakan misalnya," kata Plate di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2019).
Baca juga: Posisi PAN-Demokrat Sangat Strategis untuk Koalisi Jokowi, Kenapa?
Johnny tak mau jika PAN dan Demokrat nantinya bergabung tetapi tetap menunjukkan sikap yang tak sejalan dengan koalisi atau pemerintah. Menurutnya, PAN dan Demokrat harus bisa menerima program visi misi Jokowi-Ma'ruf Amin. Ia mengingatkan jangan sampai menabrak visi dan misi Jokowi.
"Jangan sampai juga menjadi tidak jelas DNA politiknya di kabinet iya, di luar tidak jelas, di non kabinet, sikap politik di parlemen tidak jelas," ungkapnya.
Kendati begitu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini menegaskan sejauh ini koalisinya masih tetap solid. Selain itu tak menutup kemungkinan juga untuk menerima partai lain di luar koalisi.
Baca juga: Demokrat ke Prabowo: Datang Tampak Muka, Pulang Tampak Punggung!
Sebelumnya, Pengamat politik Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin menilai posisi PAN dan Partai Demokrat strategis untuk koalisi Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan. Kedua parpol itu diyakini mampu mengamankan berbagai kebijakan agar disetujui di parlemen.
"Kemungkinan Demokrat dan PAN untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-Ma'ruf sangat terbuka, Jokowi-Ma'ruf butuh koalisinya kuat untuk mengamankan kebijakan di parlemen," kata Ujang di Jakarta.
- Penulis :
- Adryan N