
Pantau.com - Kurang dari seminggu umat muslim akan segera menjalankan ibadah puasa yang artinya tidak mengonsumsi makana dan minum hampir selama 13 jam. Oleh karenanya penting untuk mempersiapkan diri secara mental agar secara psikologis tidak kaget.
Baca juga: Aturan Bagi Penderita Diabetes untuk Menjalankan Ibadah Puasa
"Siap mental dulu tujuannya ibadah pasti akan terasa beda bukan puasa buat diet, motivasinya beda, motivasi benar jalaninya lebih gampang," ujar Dokter Ahli Gizi Dr.Jovita Amelia, MSc, SpGK dalam acara diskusi Halodoc di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).
Dr.Jovita juga memprediksi bagaimana nantinya tubuh akan kaget karena tidak menerima nutrisi khususnya cairan yang sangat dibutuhkan tubuh saat beraktivitas, karenanya dari sekarang ia menyarankan untuk membiasakan diri memenuhi kebutuhan serat.
"Tubuh mungkin dehidrasi yang banyak, biasain minum banyak, banyak makan sayur buah itu dicukupi, supaya kita tidak stag dengan dehidrasi, sayuran buah itu mencukupi kebutuhan serat dan tubuh kita," tuturnya.
Baca juga: Bolehkan Penderita Diabetes Berpuasa di Bulan Ramadhan?
Sementara itu, disisi lain makanan yang dikonsumsi saat sahur menurut Dr.Jovita hanya mampu bertahan dan habis selama 8 jam setelah beraktivitas, sisanya ia kan mengandalkan sumber energi simpanan seperti lemak dan otot yang diubah menjadi glukosa sebagai sumber energi.
"Perubahan fisiologis selama puasa 12-13 jam, kondisi setelah 7-8 stok makanan akan habis," ungkapnya.
"Kalau puasa akan pakai cadangan lemak, otot kita semua dijadikan gula untuk energi kita," tutupnya.
rn- Penulis :
- Gilang