
Pantau.com - Asosiasi Transportasi Udara China (CATA) pada hari Jumat mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian pada maskapai China yang disebabkan oleh pesawat 737 MAX Boeing Co bisa mencapai sekitar 4 miliar yuan (USD579,32 juta atau Rp8,3 triliun) pada akhir Juni.
China adalah negara pertama yang memasang 737 MAX dua bulan lalu setelah kecelakaan di Ethiopia menewaskan 157 orang pada Maret, dalam insiden kedua untuk pesawat terbaru Boeing.
Regulator udara AS mengharapkan persetujuan untuk pesawat kembali ke layanan pada akhir Juni, sumber mengatakan kepada Reuters, Kamis (21 Mei 2019).
Baca juga: Pedagang Online Mulai 'Ngamuk' Instagram dan Facebook Tak Bisa Diakses
Awal pekan ini, maskapai terbesar China secara resmi meminta pembuat pesawat A.S. AS untuk mengkompensasi mereka atas kerugian yang disebabkan oleh pembumian dan keterlambatan pengiriman 737 MAX jet.
"Kami sangat berharap Boeing akan mementingkan permintaan kompensasi yang dibuat oleh perusahaan anggota kami dan menawarkan solusi dengan cara yang masuk akal dan legal," kata CATA dalam sebuah pernyataan di situs webnya pada hari Jumat (24/5/2019).
Asosiasi ini mewakili 41 maskapai China termasuk penuntut kompensasi Air China Ltd, China Eastern Airlines Corp Ltd dan China Southern Airlines Co Ltd.
Baca juga: Gunakan VPN Gratis? Digital Forensik: Segera Ganti Password Mbanking
"Kami akan memonitor perkembangan dan memberikan bantuan proaktif dan diperlukan berdasarkan permintaan dari perusahaan anggota kami, untuk melindungi hak dan kepentingan mereka yang sah dan sah," kata asosiasi.
Maskapai China memiliki 96 737 MAX jet yang beroperasi sebelum pembumian dan dijadwalkan menerima pengiriman lebih dari 130 lebih tahun ini, kata CATA.
"Seiring berjalannya waktu, kerugian yang terkait akan semakin meningkat," katanya.
- Penulis :
- Nani Suherni